Reporter: Astri Kharina Bangun |
JAKARTA. Perbankan syariah diimbau memperbesar porsi pembiayaannya ke sektor produktif dibandingkan sektor jasa dan konsumsi. Sekarang sekitar 72% dari total pembiayaan perbankan syariah mengucur ke sektor jasa dan konsumsi.
"Saat ini belum ada porsi optimal untuk sektor produksi. Tapi porsi jasa dan konsumsi bisa turun 10% dari 72% itu saja sudah baik," ungkap Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Halim Alamsyah, Rabu (14/12).
BI menilai peluang ekspansi perbankan syariah ke sektor ekonomi produktif cukup besar. Sektor-sektor produktif yang bisa disasar antara lain proyek gas, listrik, infrastruktur dan industri kreatif.
"Termasuk, ikut serta dalam pembiayaan proyek MP3EI. Kalau tidak bisa sendiri, bisa sindikasi," pungkas Halim.
Ia menambahkan, perbankan syariah juga perlu pengayaan produk, terutama terkait pembiayaan. Selama ini produk pembiayaan lebih banyak didominasi murabahah atau yang berbasis margin.
"Kami harapkan yang bersifat bagi hasil ke depan semakin berkembang. Misalnya, mudharabah (sumber uang dari bank) atau musyarobah (sumber dana dari nasabah dan bank)," kata Halim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News