Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
Meski bakal dapat tambahan likuiditas yang melimpah, Haru sebelumnya mengaku ekspansi perseroan terhadap kredit ekspor yang biasa menggunakan valas sejatinya ditargetkan moderat. Alasannya, tahun ini, BRI bakal fokus membidik pertumbuhan ke segmen kredit mikro.
“Saat ini kredit ekspor sekitar Rp 40 triliun atau setara 5% dari portofolio yang mayoritas berasal dari segmen korporasi, dan industri pengolahan. Dengan fokus terhadap segmen mikro, pertumbuhan kredit ekspor kami akan dijaga moderat,” sambungnya.
Baca Juga: Deadline makin dekat, OJK: Belum ada asuransi sampaikan rencana spin off unit syariah
Adapun Presiden Direktur PT Bank Mayapada Tbk (MAYA) Hariyono Tjahrijadi bilang jika niatnya untuk mendongkrak kredit di tengah ambruknya ekonomi akibat penyebaran Covid-19, pelonggaran GWM mesti didukung kebijakan lanjutan dari pemangku kebijakan lainnya.
“Kebijakan dari Bank Indonesia sudah baik, namun harus ada sinergitas dari regulator lainnya untuk bersama menghadapi Covid-19. Dengan kondisi saat ini kami memang kesulitan mengembangkan kredit baik dalam rupiah, maupun valas,” katanya kepada Kontan.co.id.
Per Januari 2020, bank milik taipan Dato Sri Tahir ini tercatat telah menyalurkan kredit Rp 70,71 triliun dengan pertumbuhan 8,91% (yoy), serta menghimpun DPK senilai Rp 78,22 triliun dengan pertumbuhan 3,88% (yoy).
Simpanan valas melaju
Meskipun tak terlalu optimis, aksi pelonggaran GWM, terutama valas sejatinya tergolong tepat dilakukan bank sentral kini. Sebab, Bank Indonesia juga mencatat DPK Valas, terutama dari simpanan tabungan Valas mulai kembali tumbuh positif.
Baca Juga: Akibat kasus repo, Danareksa Sekuritas stop fasilitas pembiayaan dengan jaminan
Per Januari 2020, DPK Valas tercatat tumbuh 4,3% (yoy), meningkat 50 bps dibandingkan pertumbuhan pada Desember 2019 sebesar 3,7% (yoy).