Reporter: Benedicta Prima | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melihat kondisi saat ini sudah lebih baik bagi stabilitas rupiah. Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Nanang Hendarsah menyebut volatilitas rupiah tahun ini turun drastis di level kisaran 10%.
Kendati demikian, BI masih akan menekan volatilitas rupiah di bawah 10%. Apalagi situasi global cukup kondusif. Melihat pertumbuhan ekonomi Eropa yang merosot, serta Tiongkok yang juga melemah.
Juga keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) yang bersabar menahan kenaikan suku bunganya hingga September 2019. "Di tahun 2017 kita pernah di level 5%," jelas Nanang.
Saat itu kondisi global masih kondusif. The Fed baru mulai melakukan normalisasi, dan belum ada perang dagang dan ketidakpastian geopolitik seperti ketidak pastian brexit.
BI saat ini akan terus mengupayakan stabilitas rupiah. Disokong dengan kondisi fundamental dalam negeri, serta arus modal asing yang terus mengalir masuk. Nanang menjelaskan jumlah arus masuk mencapai Rp 64 triliun dengan rincian melalui saham Rp 10,5 triliun dan Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp 54 triliun.
Artinya rupiah masih bisa menguat. Namun BI tetap akan membiarkan penguatan rupiah sejalan dengan mekanisme pasar. Dan baru akan masuk ke pasar apabila terjadi tekanan tajam. "Lebih baik menguat secara gradual. Stabilitas yang kita tekankan," jelas Nanang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News