Reporter: Astri Kharina Bangun | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Pengawas moneter, Bank Indonesia (BI) menilai, pelemahan rupiah hanya bersifat sementara, sehingga pasar tidak perlu panik. Mengutip data perdagangan intrahari Bloomberg, rupiah melemah sampai level Rp 8.938 per dollar Amerika (AS) pada pukul 10.36.
"Pelemahan rupiah kita selama dua atau lima hari terakhir, kecuali hari ini, deperesiasinya lebih kecil dibanding dengan regional," ujar Deputi Gubernur BI Hartadi A Sarwono yang ditemui di Gedung DPR RI, Rabu (14/9).
Ia menambahkan, BI akan tetap menjaga rupiah dengan berbagai instrumen moneter. Salah satunya, intervensi langsung ke pasar surat berharga. Meski rupiah dalam tren tertekan, toh BI masih melakukan pembelian surat berharga dalam rupiah.
Menurut Hartadi, ada beberapa instrumen lain yang masih belum digunakan BI. Diantaranya, membeli Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Negara (SBN) dengan valuta asing (valas).
Namun BI menilai, pembelian instrumen investasi dengan valas guna memperkuat nilai tukar rupiah belum diperlukan. "Kalau tekanannya membesar baru kami gunakan instrumen-instrumen seperti itu," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News