Reporter: Wahyu Satriani, Nina Dwiantika |
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) meminta Kementrian BUMN kembali mengkaji ulang besaran deviden bank BUMN. Pasalnya, kebutuhan permodalan perbankan tahun-tahun mendatang akan semakin besar seiring dengan ekspansi kredit dan persaingan perbankan.
Gubernur BI Darmin Nasution mengungkapkan setoran deviden bank BUMN kepada pemerintah harus dipangkas. Sebab, perbankan juga perlu memerhatikan rasio kecukupan modal atawa capital adequacy ratio (CAR) yang bisa tergerus dengan ekspansi kredit.
BI lihat dalam jangka panjang jika perbankan hanya dengan pertambahan modal organik dari laba, sementara ada pertumbuhan kredit 20%, permodalan Bank BUMN akan mengalami kesulitan. "Jadi harus ada kebijakan secara khusus mengenai ini," ujarnya, pada acara Banker Dinner, Jumat (21/1) malam.
Darmin bilang kuatnya permodalan perbankan juga berguna untuk mendukung pengembangan daya saing seperti pengembangan teknologi informasi dan skala usaha. Upaya ini juga perlu dilakukan untuk menyongsong penerapan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
"Dibandingkan dengan kondisi perbankan di negara Asean-5 rata-rata tingkat permodalan Indoensia adalah yang terendah," tambahnya. Saat ini rata-rata CAR perbankan berada dilevel 16%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News