kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BI: Pertumbuhan kredit perbankan hanya 17% di 2013


Jumat, 14 Februari 2014 / 10:44 WIB
BI: Pertumbuhan kredit perbankan hanya 17% di 2013
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi di salah satu atm bank di Jakarta, Rabu (9/3). Pho. KONTAN/Carolus Agus Waluyo/09/03/2022.


Reporter: Nina Dwiantika, Dea Chadiza Syafina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat, pertumbuhanpenyaluran kredit perbankan hanya 17,4% pada akhir tahun 2013. Agus Martowardojo, Gubernur BI, menyampaikan, angka pertumbuhan kredit itu tanpa perhitungan depresiasi nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dollar.

Sedangkan, jika perhitungan dengan mengikutkan faktor kurs, angka pertumbuhannya menjadi 21,4% pada akhir tahun 2013 atau turun dari posisi 21,9% per November 2013. "BI akan berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengarahkan pertumbuhan kredit ke depan sejalan dengan pertumbuhan permintaan domestik," kata Agus, kemarin.

Kondisi serupa juga tercermin pada angka kredit pertumbuhan sejumlah perbankan tanah air. Budi G. Sadikin, Direktur Utama Bank Mandiri, mengatakan, kredit perseroan tumbuh lebih tinggi dari perkiraan yakni sebesar 21% karena dibantu oleh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Sehingga, kredit-kredit yang disalurkan dengan menggunakan valutas asing (valas) nilainya bertambah. "Kalau dihilangkan keuntungan dari kurs, kredit kami tumbuh 17,8%," ujarnya.

Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur Bank OCBC NISP, mengatakan, pihaknya menyalurkan kredit sebesar naik 21% menjadi Rp 64 triliun per Desember 2013 dari Rp 53 triliun pada Desember 2012. Adapun, dari keseluruhan kredit yang disalurkan, 41% untuk kredit modal kerja, 39% untuk kredit investasi dan 20% untuk kredit konsumer. Sektor industri, perdangan dan jasa masih tinggi untuk dibiayai.

Ke depan, Agus menambahkan, pihaknya menilai perbankan harus melihat kondisi ekonomi dalam menyalurkan kredit. Misalnya, ketika permintaan rendah dan bunga tinggi maka bank harus menyesuaikan itu untuk kesehatan bank. Asal tahu saja, BI menargetkan kredit bank tumbuh 15%-17%, sedangkan OJK memator pertumbuhan kredit 17%-18%. Meskpun, regulator mematok kredit rendah, namun rencana bisnis bank (RBB) menargetkan kredit 15%-18%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×