Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
"Dari sisi inflasi, dalam jangka pendek, terutama di semester I 2024, inflasi diperkirakan akan tetap tinggi karena peningkatan inflasi pangan terkait dengan fenomena El Niño. Namun, pada semester II 2024 kami mengantisipasi bahwa tekanan dari inflasi pangan akan mulai berkurang," ungkapnya.
Ketahanan eksternal dari sisi neraca perdagangan juga disebut Josua masih cukup kuat, sejalan dengan berlanjutnya surplus perdagangan hingga kuartal I 2024, meskipun dalam tren yang menurun. Pihaknya melihat pelebaran defisit transaksi berjalan (CAD) tahun ini masih dalam level yang wajar dan terkendali.
"Oleh karena itu, kami melihat keputusan untuk menaikkan BI-rate di bulan April 2024 terutama ditujukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah untuk memitigasi risiko imported inflation dan mengurangi arus keluar modal dari pasar portofolio," katanya.
Kondisi ekonomi global yang masih belum menentu (seperti penguatan ekonomi AS yang meningkatkan risiko skenario higher-for-longer dimana saat ini pasar menggeser ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan The Fed dari Juni 2024 menjadi September 2024, serta ketidakpastian yang masih berlangsung terkait kondisi geopolitik di Timur Tengah yang memicu risiko kenaikan harga minyak dunia) membuat BI perlu melakukan langkah antisipatif di luar intervensi di pasar valuta asing untuk memperkuat kendali atas stabilitas Rupiah.
Menurutnya, ke depan, arah kebijakan moneter BI terkait suku bunga kebijakan diperkirakan akan sangat bergantung pada perkembangan ekonomi global, terutama di AS dan Timur Tengah.
Josua menuturkan, sebelumnya, BI menyatakan bahwa keputusan untuk memangkas BI-rate tidak akan bergantung pada keputusan The Fed terkait suku bunga kebijakannya. Namun, pada pertemuan 24 April, tone pernyataan BI tampaknya telah berubah.
"Kami mengantisipasi bahwa arah pergerakan BI-rate ke depan akan sangat dipengaruhi oleh arah pergerakan suku bunga acuan The Fed. Ruang penurunan BI-rate akan terbuka setelah The Fed melakukan pemangkasan suku bunga acuan," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News