kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.490   -65,00   -0,42%
  • IDX 7.496   -47,74   -0,63%
  • KOMPAS100 1.161   -10,37   -0,89%
  • LQ45 930   -7,66   -0,82%
  • ISSI 225   -1,75   -0,77%
  • IDX30 479   -4,07   -0,84%
  • IDXHIDIV20 576   -4,59   -0,79%
  • IDX80 132   -1,10   -0,82%
  • IDXV30 142   -0,97   -0,68%
  • IDXQ30 160   -1,14   -0,70%

BI Rate turun, BNI belum akan ikut turunkan bunga


Rabu, 18 Februari 2015 / 19:56 WIB
BI Rate turun, BNI belum akan ikut turunkan bunga
ILUSTRASI. Jambu biji


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan alias BI rate sebesar 25 basis poin (bps) dari 7,75% menjadi 7,5%. Keputusan ini juga disertai dengan pemotongan suku bunga deposit facility atau penempatan dana bank di BI, sebanyak 25 bps menjadi 5,5% dari sebelumnya 5,75%.

Penurunan BI rate ini memberi harapan tingkat suku bunga kredit akan turut melakukan penyesuaian. Namun tampaknya, industri perbankan tidak serta-merta menurunkan suku bunga kredit dan suku bunga simpanan depositonya, pasca keputusan bank sentral tersebut.

PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk, salah satunya. Direktur Utama BNI, Gatot M. Suwondo mengaku masih belum mau menurunkan beberapa suku bunga pinjamannya dalam waktu dekat ini. Menurut Gatot, BI rate merupakan referensi sehingga implementasinya belum tentu sama dengan tingkat suku bunga kredit yang beredar di pasar.

‎"Ini kan refrensi, belum tentu sama di pasar. Jadi kami lihat dulu risikonya, karena OJK (Otoritas Jasa Keuangan) mengawasi industri perbankan berdasarkan risk based. Sedangkan pemberian kredit, memiliki risiko yang berbeda-beda sampai dengan yang paling tinggi. Jadi harus dicermati dulu. Jangan kira risk based ini tidak berdampak," kata Gatot di Jakarta, Rabu (18/2).

Gatot menjelaskan, dalam menentukan besarnya bunga kredit dan suku bunga deposito, perbankan tidak hanya mengacu pada BI rate. Perbankan pun menyertakan analisis dari segi risiko pinjaman atau risiko kredit, jika suku bunga diturunkan atau dinaikkan.

Dalam menjalankan lini bisnisnya, Gatot mengaku BNI baru menaikkan suku bunga kredit pada bulan Mei 2014 lalu pasca kenaikan BI rate sebesar 175 basis poin sejak pertengahan 2013 sampai dengan akhir 2014. Dimana, bank dengan kode emiten BBNI ini menjadi bank terakhir yang menaikkan suku bunga kreditnya dibandingkan dengan perbankan lain yang telah lebih dulu menaikkan suku bunga pinjaman.

"Karena BNI tidak pernah ikut main perang harga," ucapnya.

Karena itu, BNI masih akan memikirkan risiko kredit masing-masing segmen, untuk menurunkan tingkat suku bunga kredit. Terlebih dulu, BNI mungkin akan melakukan penyesuaian penurunan tingkat suku bunga kredit pada segmen yang memiliki risiko kredit yang rendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×