kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.259   -59,00   -0,36%
  • IDX 7.057   -8,46   -0,12%
  • KOMPAS100 1.055   -0,65   -0,06%
  • LQ45 828   -2,28   -0,27%
  • ISSI 215   0,07   0,03%
  • IDX30 424   -0,68   -0,16%
  • IDXHIDIV20 513   0,21   0,04%
  • IDX80 120   -0,17   -0,14%
  • IDXV30 125   0,79   0,63%
  • IDXQ30 142   0,12   0,08%

BI sebaiknya giring capital inflow ke SBI tenor panjang


Jumat, 22 Oktober 2010 / 18:53 WIB
BI sebaiknya giring capital inflow ke SBI tenor panjang
ILUSTRASI. Nasab Sedang Menarik Uang di ATM


Reporter: Ruisa Khoiriyah | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Langkah Bank Indonesia (BI) mengantisipasi efek buruk membanjirnya aliran modal asing alias capital inflow dengan penerapan kebijakan one month holding instrumen SBI dan perpanjangan tenor instrumen term deposit masih dianggap kurang untuk efektivitas pengelolaan moneter dalam jangka panjang. BI disarankan agar meneruskan upaya pemanjangan tenor berbagai instrumen moneter termasuk tenor instrumen SBI.

Hal ini disampaikan oleh Mantan Deputi Gubernur Senior Miranda Swaray Goeltom di sela acara Seminar Internasional tahunan yang diselenggarakan BI di Jakarta, hari ini (22/10).

Miranda menilai, BI sebaiknya mengubah skema penempatan dana di SBI agar perlahan tergiring ke tenor di atas 6 bulan. "BI sebetulnya lebih baik menggiring ke SBI 6 bulan ke atas. Sedangkan enam bulan ke bawah itu paper-paper dari pemerintah lainnya," ujarnya.

Namun pergeseran itu bergantung juga pada ketersediaan instrumen keuangan alternatif. "Dibutuhkan surat utang pemerintah yang lebih berjangka pendek. Karena memang untuk operasional yang umum dipakai di dunia itu bukanlah surat utang bank sentral, melainkan surat utang dari pemerintah. Surat utang saat ini dari sisi volume masih kalah jauh dari SBI. SBI sekali lelang bisa Rp 30 triliun, sedangkan untuk lelang surat berharga itu jauh lebih kecil," kata Miranda.

Dia menilai untuk menuju ke sana memang diperlukan proses atau kebijakan yang bertahap serta perlu dukungan infrastruktur yang matang. "Dalam jangka panjang harus diarahkan ke sana namun saya pahami bahwa itu tidak bisa seketika, karena pasarnya, institusinya harus dikembangkan, aturan-aturan di pasar modal juga di investasi non banking. Pasalnya jika itu belum siap, malah berbahaya," jelasnya.

BI dan pemerintah, menurut Miranda, harus lebih serius mencari strategi pengelolaan capital inflow agar bisa diarahkan lebih bermanfaat konkret untuk perekonomian riil. "Tidak mungkin BI sendiri yang menyelesaikan, ini perlu juga pembenahan infrastruktur agar capital inflow bisa masuk ke struktur yang lebih riil," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×