Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Masa jatuh tempo barter valas (foreign exchange swap) dinilai tidak akan mengganggu kondisi cadangan devisa. Bank Indonesia menyatakan sudah menyiapkan dengan baik, termasuk memperhitungkan masa jatuh tempo, di mana sejumlah dollar AS harus beralih lagi ke bank.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Hendar menegaskan hal itu di Jakarta, akhir pekan lalu. ”Memang saat jatuh tempo, akan ada sejumlah dollar AS keluar, tetapi rupiah juga masuk, kan,” ujarnya.
Dalam barter valas, bank menukarkan dollar AS menjadi rupiah. Mekanismenya melalui lelang yang dilakukan BI untuk menentukan premi yang harus dibayarkan bank saat menukarkan lagi rupiahnya ke dollar AS.
Ada tiga tenor atau jangka waktu, yakni 1 bulan, 3 bulan, dan 6 bulan. Dollar AS hasil barter itu akan masuk dalam cadangan devisa.
Cadangan devisa merupakan aset eksternal yang bisa langsung tersedia dan berada di bawah kontrol BI selaku otoritas moneter.
Cadangan devisa diperlukan untuk membiayai ketidakseimbangan neraca pembayaran, antara lain membayar utang luar negeri dan melakukan intervensi pasar moneter dalam rangka memelihara kestabilan nilai tukar
Cadangan devisa Indonesia per 28 Juni 2013 mencapai 98, 095 miliar dollar AS. Cadangan devisa Indonesia pernah mencapai rekor 124,6 miliar dollar AS pada Agustus 2011.
Menurut Hendar, barter valas akan terus dilakukan sepanjang pasar masih membutuhkan rupiah seperti saat ini. ”Beberapa kali barter valas juga kelebihan permintaan, kan,” ujarnya.
Lelang barter valas BI pada Kamis (1/8) juga kelebihan permintaan. Dari target 500 juta dollar AS, penawaran yang masuk 1,605 miliar dollar AS.
Lelang yang dimenangkan 1,285 miliar dollar AS. Jumlah itu terdiri dari 735 juta dollar AS untuk tenor 1 bulan, 250 juta dollar AS untuk tenor 3 bulan, dan 300 juta dollar AS untuk tenor 6 bulan.
Sejumlah bank ikut serta dalam lelang barter valas. Keikutsertaan itu bisa saja karena sedang membutuhkan likuiditas rupiah atau menukarkan dana valas dari nasabahnya yang sedang memerlukan rupiah.
Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Pahala N Mansury dan Direktur Keuangan Bank BRI Achmad Baiquni mengakui ikut dalam lelang barter valas. Keikutsertaan dalam lelang barter valas juga diakui Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja.
”Kami berpartisipasi,” kata Pahala dan Baiquni dalam kesempatan terpisah.
Ketidakpastian
Beberapa waktu lalu, BI sedang mengkaji kemungkinan menerbitkan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) berjangka waktu 1 tahun. Menurut rencana, SBI 1 tahun itu akan menambah instrumen pasar keuangan, khususnya SBI, yang saat ini hanya ada berjangka waktu 9 bulan.
Namun, saat dikonfirmasi soal kajian itu, Hendar menyatakan, waktunya harus tepat. Apalagi saat ini perbankan dalam kondisi ketidakpastian yang tinggi. ”Jadi, belum tepat kalau diterbitkan sekarang,” kata Hendar.
Apalagi dengan kebijakan six month holding period, yakni investor harus menahan 6 bulan sebelum melepas lagi ke pasar. SBI 1 tahun sudah akan dilepas lagi oleh investor setelah 6 bulan. ”Untuk sekarang, kita fokus stabilitas makro,” kata Hendar.
Sepanjang pekan lalu, nilai tukar rupiah berkisar Rp 10.270- Rp 10.288 per dollar AS. Meski rupiah lebih lemah, cenderung lebih stabil dibandingkan pekan sebelumnya yang berkisar Rp 10.068-Rp 10.265 per dollar AS. (Kompas.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News