kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

BI waspadai risiko kenaikan suku bunga acuan di sejumlah negara


Senin, 02 April 2018 / 12:14 WIB
BI waspadai risiko kenaikan suku bunga acuan di sejumlah negara
ILUSTRASI. Dewan Gubernur Bank Indonesia


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mewaspadai potensi risiko suku bunga acuan pada tahun ini dan beberapa tahun ke depan. Hal ini seiring dengan naiknya suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat dan beberapa negara seperti Inggris dan Kanada.

Mirza Adityaswara, Deputi Gubenur Senior BI mengatakan, tahun ini bank sentral mewaspadai risiko kenaikan suku bunga. "Karena suku bunga acuan Amerika Serikat dan beberapa negara lain sudah naik," kata Mirza kepada Kontan.co.id, Senin (2/4).

Untuk itu, BI berusaha menjaga inflasi dan defisit neraca berjalan. Untuk inflasi, BI menargetkan tahun ini akan terjaga di angka 2,5% sampai 4,5%. Terakhir, inflasi tercatat sebesar 3,2% .

Menurut Mirza inflasi erat kaitannya dengan kegiatan demand dan supply sektor rill. Dengan inflasi yang stabil, bank sentral bisa lebih mudah untuk mengontrol suku bunga acuan.

Sedangkan untuk defisit neraca berjalan, BI akan menjaga di angka 2,5%. Menurut Mirza, pada 2018 ini lebih banyak negara yang menaikkan suku bunga acuan dibanding 2017.

Untuk defisit neraca berjalan, menurut Mirza juga erat kaitannya dengan ekspor impor barang dan jasa.

Tahun ini memang agak dilematis. Seiring ekonomi yang tumbuh kencang kebutuhan barang di dalam negeri juga meningkat. Jika produk dalam negeri tak bisa mencukupi, maka impor akan naik. Terkait defisit atau impor yang lebih besar daripada ekspor ini, BI berusaha menjaga angkanya jangan sampai defisit lebih dari 3% dari produk domestik bruto (PDB).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×