Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Biaya dana atau cost of fund perbankan sudah semakin menyusut sejalan penurunan bunga acuan Bank Indonesia (BI). Biaya dana ini merupakan alah satu indikator penting bagi bank untuk selanjutnya melakukan penyesuaian bunga kredit.
Dengan semakin landainya biaya dana maka maka potensi penurunan bunga kredit seharusnya juga terbuka lebar.
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) tercatat telah berhasil menurunkan biaya dana sebesar 1,23% sepanjang lima bulan pertama tahun ini. Penurunan itu terjadi dari 5,3% pada Desember 2020 menjadi 4,16% di bulan Mei 2021.
Direktur Distribution & Retail Funding BTN Jasmin memperkirakan, biaya dana sampai akhir tahun akan semakin menurun. "Sampai Desember 2021, biaya dana ditargetkan sekitar 3,96%," kata dia pada Kontan.co.id, Selasa (22/6).
Untuk mendorong penurunan biaya dana itu, BTN akan fokus menggenjot dana murah atau current account and saving account (CASA).
Baca Juga: Ini tips ikut lelang aset properti dari BTN
Jasmin bilang, strategi perseroan dalam mendorong dana murah adalah dengan fokus mengakuisisi payroll baik untuk instansi pemerintah maupun swasta, mengakuisisi agen laku pandai terutama di wilayah-wilayah yang belum ada kantor cabang BTN, meningkatkan kerjasama dengan kantor pos dan lain-lain. Sampai akhir Mei, tabungan BTN telah tumbuh sekitar 10% YoY.
Untuk mendorong tabungan, BTN akan fokus pada tiga produk yakni BTN Batara, BTN Investa ini telah diluncurkan pada 23 Februari 2021, dan Tabungan Bisnis yang akan diluncurkan pada Juli mendatang khusus bagi para pelaku usaha.
Sementara PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) telah mencatat penurunan biaya dana pada kuartal I 2021 sebesar 90 basis poin (bps) dibandingkan dengan posisi pada akhir 2020
Sejalan dengan itu, Novita Widya Anggraini, Direktur Keuangan BNI mengatakan, bunga kredit perseroan juga sudah mengalami tren penurunan sepanjang tahun ini.
Penurunan suku bunga kredit itu bisa dilihat dari suku bunga dasar kredit (SBDK) BNI yang sudah dipangkas.
"BNI sudah turunkan SBDK sekitar 155 bps- 295 bps hingga saat ini secara year to date. Segmen yang mengalami penurunan paling besar adalah segmen kredit kecil (UMKM)," jelas dia pada Kontan.co.id, Senin (21/6).
Dengan proyeksi suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang stabil di 3,50% tahun ini, BNI akan terus berupaya untuk mendorong pertumbuhan kredit, salah satunya dengan memberikan suku bunga kredit yang bersaing.
Besaran penurunan bunga ke depan tentunya akan tetap memperhatikan perkembangan biaya dana BNI, kualitas debitur, dan juga terkait persaingan pasar.
Baca Juga: Tiap bulannya, BNI catat 12.000 pembukaan rekening baru lewat mobile banking
PT Bank Woori Saudara Tbk (BWS) juga telah mengalami penurunan biaya dana sekitar 0,45%-0,55% pada Mei dibandingkan akhir 2020 lalu. Sadhana Priatmadja, Direktur BWS mengatakan, faktor utama penurunan karena memang pasar uang sangat likuid.
Selain itu, dalam kondisi seperti saat ini, pemilik dana dinilai lebih berhati-hati terhadap deposit dengan bunga tinggi.
Untuk mendorong penurunan dana, bank BWS akan semakin mendorong pertumbuhan dana murah. Caranya, dengan menurunkan counter rate dan special rate dana-dana mahal.
"BWS juga membuat produk tabungan baru untuk segmen yang belum kita sentuh, seperti tabungan remaja K-Pop," pungkas Sadhana.