Reporter: Adi Wikanto | Editor: Edy Can
JAKARTA. Bank Ekonomi Raharja masih belum bisa mendongkrak laba bersih. Hingga akhir 2011, bank yang 98,94% sahamnya milik HSBC Asia Pacific Holdings ini mencatatkan laba bersih sebelum pajak sebesar Rp 327 miliar.
Pencapaian ini menurun 18% dibandingkan laba sebesar Rp 397 miliar di tahun 2010. Sebenarnya, kinerja Bank Ekonomi sepanjang tahun lalu cukup lumayan. Dalam satahun, penyaluran kredit tumbuh 22,6% menjadi Rp 13,92 triliun.
Sementara margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) naik dari 4,09% menjadi 4,38%. Dari sisi pendapatan operasional terkerek tipis 3% menjadi Rp 1,03 triliun.
Terjadinya penurunan atas laba sebelum pajak lantarankenaikan beban operasional menjadi sebesar Rp 734 miliar. Angka ini meningkat 16% atau Rp 102 miliar dibandingkan tahun 2010.
Penyumbang terbesar kenaikan beban operasional adalah biaya karyawan dan beban penurunan nilai aset keuangan, masing-masing sebesar Rp 81 miliar dan Rp 21 miliar. Menurut keterangan resmi manajemen Bank Ekonomi, kenaikan beban karyawan ini sejalan penambahan jumlah karyawan serta penyesuaian kompensasi bagi karyawan.
Jumlah karyawan per akhir tahun 2011 mencapai 2.505, orang, naik dari tahun sebelumnya 2.380 orang. "Ini menyebabkan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) meningkat dari 76,32% menjadi 81%," kata manajemen Bank Ekonomi dalam keterangan pers tertulis, Rabu (16/5).
Jumlah aset pada tanggal 31 Desember 2011 meningkat sebesar Rp 2,63 triliun atau naik sebesar 12%, dibandingkan 2010. Simpanan nasabah meningkat menjadi Rp 20,07 triliun dari Rp 18,39 triliun pada Desember 2010. Penyaluran kredit menjadi Rp 2,58 triliun.
Dari sisi rasio kredit macet alias non performing loan (NPL) net naik dari 0,12% menjadi 0,47%, sedang NPL bruto naik dari 0,35% menjadi 0,74%. Namun demikian, manajemen Bank Ekonomi tetap puas dengan pencapaian itu. "Kinerja keuangan kami mencerminkan komitmen perusahaan," kata Tony Turner, Direktur Utama bank Ekonomi, pada siaran pers Rabu (16/5).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News