Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Noverius Laoli
Direktur Kepatuhan OK Bank, Efdinal Alamsyah, mengungkapkan bahwa penyaluran kredit tumbuh 8,49% yoy menjadi Rp 9,56 triliun, sejalan dengan target pertumbuhan kredit 10% di sepanjang 2025.
DPK OK Bank juga naik 8,84% yoy menjadi Rp 6,93 triliun, terdiri dari giro Rp 921,1 miliar, tabungan Rp 414,85 miliar, dan deposito Rp 5,59 triliun.
Peningkatan ini didukung strategi efisiensi dana melalui peningkatan CASA, bunga simpanan selektif, digitalisasi layanan, dan program loyalitas.
"Target RBB kami untuk laba bersih hingga akhir tahun 2025 adalah Rp 103 miliar, dan kami optimistis itu dapat tercapai," ujar Efdinal.
Baca Juga: Bank of Korea Hati-Hati dalam Menjadikan Bitcoin sebagai Cadangan Devisa
Berbanding terbalik, PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk justru mencatat penurunan kinerja. Laba bersih semester I-2025 turun drastis 74,8% menjadi Rp 82,7 miliar dari sebelumnya Rp 328,9 miliar.
Meski demikian, pendapatan bunga bersih Bank Woori naik 4,1% menjadi Rp 871,02 miliar, seiring penurunan beban bunga 4,86% menjadi Rp 1,11 triliun. Pendapatan bunga bruto stagnan di sekitar Rp 1,98 triliun, namun NIM naik menjadi 3,29%.
Pendapatan non-bunga tercatat Rp 111,91 miliar, sementara biaya pencadangan meningkat menjadi Rp 130,74 miliar dari sebelumnya Rp 119,46 miliar.
Baca Juga: Won Korea Menanti Kebijakan Bunga Acuan Bank Sentral
Hingga akhir Juni 2025, DPK Bank Woori Saudara tercatat sebesar Rp 26,83 triliun, NPL bruto 2,39%, dan NPL neto 1,57%. Rasio kecukupan modal (CAR) tetap tinggi di 31,1%, dengan total aset mencapai Rp 58,28 triliun.
Secara keseluruhan, kinerja bank-bank Korea di Indonesia menunjukkan tren positif, meski masih menghadapi tantangan individual masing-masing.
Selanjutnya: Blibli Catat Pendapatan Rp 9,5 Triliun Berkat Sinergi Omnichanel di Semester I-2025
Menarik Dibaca: Waspadai Anak yang Menggunakan Chatbot AI dan Teman Virtual di Era Digital
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News