Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mayoritas bank asal Korea Selatan yang beroperasi di Indonesia mencatatkan kinerja positif pada semester I-2025.
Peningkatan ini didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih dan penurunan biaya pencadangan. Bahkan, beberapa bank berhasil membalikkan kerugian menjadi laba.
Salah satunya adalah PT Bank KB Bukopin Tbk (KB Bank) yang mencatat laba bersih sebesar Rp 373 miliar pada paruh pertama tahun ini. Pencapaian ini merupakan pembalikan signifikan dari rugi bersih Rp 3,15 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan bunga bersih KB Bank naik tipis 0,26% menjadi Rp 449,88 miliar, dengan tambahan pendapatan non-bunga sebesar Rp 143 miliar.
Baca Juga: Kinerja Bank Investor Korea dan Jepang Kompak Melesat di Semester I 2025
Namun, penurunan drastis biaya pencadangan menjadi hanya Rp 486 juta dari sebelumnya Rp 3,68 triliun menjadi faktor utama perbaikan laba.
Beban bunga KB Bank juga menurun 1,02% menjadi Rp 1,91 triliun, sementara pendapatan bunga secara keseluruhan terkoreksi ke Rp 2,27 triliun.
Wakil Direktur Utama KB Bank Robby Mondong menyatakan bahwa pembalikan kinerja ini adalah hasil dari pendekatan operasional dan non-operasional secara terintegrasi.
Ia juga menyebut posisi KB Bank sebagai bagian dari KB Financial Group memberikan keunggulan strategis.
"Kami menunjukkan pertumbuhan yang semakin baik, didorong kinerja bisnis dan posisi kami sebagai bagian dari institusi keuangan terbesar di Korea Selatan," ujar Robby, Jumat (1/8).
Baca Juga: Bank Sentral Korea Pertahankan Suku Bunga, Ingatkan Ketidakpastian Akibat Tarif AS
Likuiditas KB Bank juga tetap solid, tercermin dari pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) berbasis giro dan tabungan (CASA) sebesar 15,87% yoy. Rasio CASA meningkat dari 27,30% menjadi 31,49%.
Pertumbuhan kredit KB Bank hingga akhir Juni 2025 mencapai 6,14% yoy menjadi Rp 43,08 triliun. Indikator kualitas aset juga membaik dengan Loan at Risk (LAR) turun menjadi 24,07% dari sebelumnya 26,86%, dan rasio kredit bermasalah (NPL) bruto menurun 5,47% yoy.
KB Bank juga mengembangkan Korean Link Business, memanfaatkan peningkatan investasi langsung Korea Selatan ke Indonesia dan tren Korean Wave untuk memperluas pasar di segmen muda yang digital-savvy.
“Tahun 2025 adalah tahun turnaround bagi KB Bank. Kami ingin memastikan laba tahunan terus positif dan berkelanjutan,” tegas Robby. Ia optimistis peluang pertumbuhan masih terbuka di semester II-2025.
Sementara itu, PT Bank Oke Indonesia Tbk (OK Bank) juga mencatatkan lonjakan laba bersih 251,03% yoy menjadi Rp 60,64 miliar pada semester I-2025, dibandingkan Rp 17,28 miliar di periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Bank Sentral Korea Selatan Pangkas Suku Bunga ke Level 2,50% Jelang Pemilu
Peningkatan ini ditopang kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 8,33% menjadi Rp 325,74 miliar, dan pendapatan bunga bruto naik 12,5% menjadi Rp 567 miliar.
Meski beban bunga meningkat 18,7% menjadi Rp 241,3 miliar, OK Bank mampu menurunkan biaya pencadangan 37,6% menjadi Rp 85,35 miliar.
OK Bank juga membukukan pendapatan non-bunga sebesar Rp 11,6 miliar, dengan rasio efisiensi (BOPO) membaik dari 95,75% menjadi 86,52%. Net Interest Margin (NIM) turun tipis ke 5,44%.
Direktur Kepatuhan OK Bank, Efdinal Alamsyah, mengungkapkan bahwa penyaluran kredit tumbuh 8,49% yoy menjadi Rp 9,56 triliun, sejalan dengan target pertumbuhan kredit 10% di sepanjang 2025.
DPK OK Bank juga naik 8,84% yoy menjadi Rp 6,93 triliun, terdiri dari giro Rp 921,1 miliar, tabungan Rp 414,85 miliar, dan deposito Rp 5,59 triliun.
Peningkatan ini didukung strategi efisiensi dana melalui peningkatan CASA, bunga simpanan selektif, digitalisasi layanan, dan program loyalitas.
"Target RBB kami untuk laba bersih hingga akhir tahun 2025 adalah Rp 103 miliar, dan kami optimistis itu dapat tercapai," ujar Efdinal.
Baca Juga: Bank of Korea Hati-Hati dalam Menjadikan Bitcoin sebagai Cadangan Devisa
Berbanding terbalik, PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk justru mencatat penurunan kinerja. Laba bersih semester I-2025 turun drastis 74,8% menjadi Rp 82,7 miliar dari sebelumnya Rp 328,9 miliar.
Meski demikian, pendapatan bunga bersih Bank Woori naik 4,1% menjadi Rp 871,02 miliar, seiring penurunan beban bunga 4,86% menjadi Rp 1,11 triliun. Pendapatan bunga bruto stagnan di sekitar Rp 1,98 triliun, namun NIM naik menjadi 3,29%.
Pendapatan non-bunga tercatat Rp 111,91 miliar, sementara biaya pencadangan meningkat menjadi Rp 130,74 miliar dari sebelumnya Rp 119,46 miliar.
Baca Juga: Won Korea Menanti Kebijakan Bunga Acuan Bank Sentral
Hingga akhir Juni 2025, DPK Bank Woori Saudara tercatat sebesar Rp 26,83 triliun, NPL bruto 2,39%, dan NPL neto 1,57%. Rasio kecukupan modal (CAR) tetap tinggi di 31,1%, dengan total aset mencapai Rp 58,28 triliun.
Secara keseluruhan, kinerja bank-bank Korea di Indonesia menunjukkan tren positif, meski masih menghadapi tantangan individual masing-masing.
Selanjutnya: Blibli Catat Pendapatan Rp 9,5 Triliun Berkat Sinergi Omnichanel di Semester I-2025
Menarik Dibaca: Waspadai Anak yang Menggunakan Chatbot AI dan Teman Virtual di Era Digital
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News