Reporter: Mona Tobing | Editor: Adi Wikanto
Mona Tobing
JAKARTA. PT Federal International Finance (FIF Group) buka peluang memperkecil sumber pendanaan asal bank luar negeri.
Hal ini menyusul tingginya biaya swap yang terjadi karena melemahnya mata uang rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS).
Jerry Fandy, Head of Treasury and Funding FIF Group mengatakan, masih menghitung porsi pendanaan tahun depan.
Hanya saja, perusahaan berencana untuk mengurangi porsi pendanaan dari luar negeri.
Pertimbangannya, biaya swap diprediksi lebih mahal sejalan dengan melemahnya rupiah terhadap dollar AS.
Berapa porsi yang dikurangi, Jerry belum dapat memastikannya.
Sebab, porsi pendanaan dari bank asing porsinya cukup besar ketimbang pendanaan dari bank dalam negeri.
"Kalau dollar masih tinggi kami pasti lebih pilih dari bank lokal," ujar Jerry pada akhir pekan lalu.
Selama ini, FIF Group mengandalkan pendanaan dari bank asing sebesar 40%.
Lewat pendanaan dalam negeri sebesar 15% dan sebesar 20% lewat skema joint financing.
Sisanya 25% berasal dari pendanaan lewat penerbitan obligasi.
Jerry menyebut untuk tahun ini, pinjaman sebesar U$ 200 juta berasal dari pendanaan bank luar negeri.
Tahun depan, perusahaan bisa menguranginya jika biaya swap masih tinggi.
Opsi lain jika dikurangi, pilihan memperbesar pendanaan dalam skema joint financing.
FIF Group selama ini melakukan joint financing dengan Bank Permata, Bank CIMB Niaga dan Bank Commonwealth Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News