Reporter: Roy Franedya, Nina Dwiantika | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Beleid baru mengenai penggunaan tenaga alih daya memang bakal mengerek biaya bank. Tetapi Bank Indonesia (BI) optimistis, kenaikan tersebut tidak signifikan, sehingga tidak akan memberatkan pengeluaran bank. Atas dasar itu, BI berharap, bank tidak mendistribusikan kenaikan biaya pegawai kepada para nasabah mereka.
Deputi Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI, Irwan Lubis, menjelaskan, ketika menyusun aturan, ini pihaknya sudah mengkalkulasi dampak ke perbankan, termasuk pengaruhnya terhadap biaya operasional. BI juga sudah membahasnya dengan industri. "Tambahan biaya operasional paling banter 0,1% - 0,3% dari posisi saat ini," katanya, Selasa (13/12).
PBI Nomor 13/25/PBI/2011 ini mengubah drastis sistem ketenagakerjaan di perbankan. BI melarang perbankan mengalihkan pekerjaan inti. Antara lain, posisi customer service, customer relation, dan teller. Selama ini, bank kerap menyerahkan kegiatan front office tersebut itu ke pihak ketiga (lihat tabel).
Beberapa bankir mengaku kaget dengan isi PBI tersebut. Sebelumnya, mereka berkeyakinan bahwa regulator tidak akan mengatur hingga sejauh itu, karena akan mempengaruhi biaya bank. "Apalagi di saat yang sama, fokus BI adalah efisiensi, agar bunga kredit bisa murah," kata sumber KONTAN, yang tak ingin membuka identitasnya.
Karena di luar perkiraan, sejumlah bankir belum bisa memastikan potensi kenaikan biaya akibat PBI alih daya. Tapi, sekadar gambaran, kita bisa melihat rencana anggaran biaya pegawai bank tahun depan. Ini dengan asumsi kondisi seperti sekarang.
Tak berdampak ke bunga
Bank Mandiri misalnya, berencana menaikkan biaya tenaga kerja sebesar 14% menjadi Rp 6,3 triliun. Bank pelat merah ini akan menambah tenaga alih daya sebanyak 2.500 orang, dari 18.000 orang di tahun 2011. Sedangkan pegawai tetap akan bertambah 3.500 orang, dari 27.600 karyawan. "Dari biaya tenaga kerja 2011 sebesar Rp 5,5 triliun, sebesar Rp 630 miliar adalah biaya umum dan administrasi khusus tenaga alih daya," kata Ogi Prastomiyono, Direktur Kepatuhan dan SDM Bank Mandiri Selasa (13/12).
Ogi menambahkan, dalam rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), persentase biaya tenaga kerja relatif kecil, tak sebanding dengan biaya dana (cost of fund) yang mencapai puluhan persen. Dia yakin kenaikan biaya pegawai tidak berpengaruh ke bunga.
Mandiri mengelompokkan dua pekerjaan alih daya, yakni inti dan borongan. Tenaga kerja alih daya inti di antaranya petugas keamanan, office boy, pengemudi dan sales. Sedangkan borongan seperti cleaning service, pengirim surat dan debt collector.
Sekretaris Perusahaan Bank Rakyat Indonesia (BRI), Muhammad Ali mengatakan, bank tetap membutuhkan tenaga kerja alih daya dalam menunjang bisnis. Sebab, biayanya lebih rendah ketimbang merekrut karyawan tetap.
BRI akan menambah karyawan sekitar 10.000, dari total 86.000 orang di tahun 2011. Artinya, tahun depan biaya tenaga kerja akan naik sekitar 28% menjadi Rp 9 triliun. Ali menambahkan, besarnya penambahan tenaga kerja sejalan dengan perkembangan usaha perusahaan yang fokus ke bisnis usaha mikro, kecil dan menengan (UMKM).
Di BRI, saat ini customer service dan teller masih berstatus alih daya. Menurut Ali, pasti ada kenaikan dari transisi tenaga kerja tersebut. Namun pihaknya belum menghitung berapa kenaikan biaya tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News