Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pegadaian (Persero) membuka kafe yang ke-19 di kantor pusat Pegadaian di Jalan Kramat Raya, Kenari, Jakarta Pusat. Kafe ini dikenal dengan nama The Gade Coffee & Gold.
Direktur Utama Pegadaian Sunarso mengatakan peluncuran The Gade Coffee & Gold merupakan upaya Pegadaian untuk terus melakukan inovasi dalam memenuhi kebutuhan gaya hidup anak muda yang mendominasi segmen nasabahnya.
"Kami terus mendekatkan diri dengan nasabah muda berusia produktif di berbagai kota di Indonesia, melalui The Gade Coffee & Gold. Ini merupakan gerai yang ke-19 dan telah beroperasi," kata Sunarso saat peluncuran The Gade Coffee & Gold di Jakarta, Rabu (7/11).
Sunarso menjelaskan terdapat puluhan outlet lainnya yang dalam proses pembangunan dan direncanakan akhir tahun sudah bisa beroperasi semua untuk melayani seluruh provinsi di seluruh Indonesia.
Sepanjang tahun 2018, Pegadaian menargetkan jumlah nasabah naik menjadi 2,5 juta orang atau menjadi total 11 juta nasabah. Karena tahun lalu Pegadaian telah melayani sebanyak 9,5 juta.
Di tahun yang sama, Pegadaian juga berharap mendapat 2 juta nasabah kalangan milenial yang aktif menjadi nasabah aktif. Kehadiran The Gade Coffee & Gold hadir di Jakarta diharapkan dapat mengajak anak-anak muda dan semua karyawan Pegadaian yang belum menjadi nasabah, agar tidak sungkan lagi menjadi nasabah Pegadaian.
“Kami ingin memperkenalkan berbagai produk yang bisa digunakan segmen muda, termasuk Gadai Prima atau Pinjaman tanpa bunga,” tambah Sunarso.
Gadai Prima merupakan program Pegadaian dengan bunga 0% untuk satu barang. Barang-barang yang digadaikan juga semakin diperluas jenisnya. Yang terbaru Pegadaian menerima gadai Tupperware yang menurut sektor ibu rumah tangga adalah salah satu barang yang bernilai. Nilai gadai yang diajukan bisa mencapai Rp 500.000 dengan tenor dua bulan dan bisa diperpanjang satu kali.
Pegadaian terus berupaya memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat dengan mengoptimalkan gudang yang dimiliki dengan menerima barang-barang non emas.
Kebijakan mengenai jenis barang yang diterima sebagai jaminan gadai diserahkan kepada pemimpin wilayah dengan mempertimbangkan nilai ekonomis dan kondisi atau minat masyarakat setempat. Oleh karenanya bisa terjadi perbedaan jenis barang di wilayah berbeda.
Pimpinan wilayah menetapkan harga pasar setempat sebagai dasar penentuan pinjaman gadai di wilayah operasionalnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News