Reporter: Issa Almawadi | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Perhimpunan Bank Milik Negara (Himbara) menyatakan, rencana akuisisi prinsipal anjungan tunai mandiri (ATM) terus berlanjut. Sebab, seperti rencana semula, akuisisi prinsipal itu ditargetkan kelar tahun ini untuk mendukung konsolidasi bisnis ATM bank BUMN.
Lantaran waktu yang kian sempit, sempat beredar kabar bahwa target Himbara mengarah pada PT Sigma Citra Caraka (Telkomsigma), yang merupakan anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom). Tapi kabar itu ditepis Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama Bank Mandiri.
Budi bilang, target Himbara sejatinya mengarah pada salah satu dari tiga prinsipal lokal yang ada saat ini, yakni Artajasa Pembayaran Elektronik, Rintis Sejahtera, dan Alto Network. Artajasa selama ini merupakan operator ATM Bersama. Sementara, Rintis Sejahtera mengelola ATM Prima dan Alto Network mengelola jaringan ALTO.
Namun, Budi enggan menyebut target provider yang dibidik. Dia beralasan, yang berhak menjelaskan rencana ini adalah Ketua Himbara, Asmawi Syam, yang juga Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI). "Ini prosesnya baru mau jalan. Saya juga belum tahu sudah due dilligence atau belum," ujar Budi, Rabu (4/11).
Asmawi pernah mengatakan telah melakukan pembicaraan soal ini. “Pada 21 Oktober 2015, kami sudah MoU terkait akuisisi perusahaan service provider, namun akuisisi ini belum final,” ujar Asmawi (Harian KONTAN, edisi 28 Oktober 2015).
Sedangkan situs www.dealstreetasia.com Senin lalu (2/11) mewartakan, Himbara tengah mengincar Telkomsigma, pengelola ATM LINK. Namun kabar ini dibantah oleh Indra Utoyo, Direktur Innovation & Strategic Portfolio Telkom. "Tidak ada pembicaraan tentang akuisisi Telkomsigma," tandas Indra.
OJK menanti laporan
Menanggapi rencana Himbara itu, Nelson Tampubolon, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengaku belum mengetahui konkrit rencana tersebut. "Karena belum ada informasi formal yang sampai ke OJK," kata Nelson.
Nelson pun menjelaskan, jika rencana akuisisi prinsipal ATM oleh Himbara terkait produk, maka bakal terkait manajemen risiko. Dengan begitu, kata dia, rencana Himbara tersebut harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari pengawas bank.
Nelson juga menyampaikan, wacana yang dihembus Himbara belum masuk ke rencana bisnis bank tahun 2015. "Tapi mungkin kalau pun rencana itu ada, waktu yang tersisa di tahun 2015 sudah sangat singkat. Jadi kemungkinan baru tahun 2016 bisa terealisasi," imbuh dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News