Sumber: KONTAN | Editor: Johana K.
JAKARTA. Setelah merugi sebesar Rp 41 miliar tahun lalu, manajemen Bank Internasional Indonesia (BII) kini sibuk berbenah. Selain merestrukturisasi kredit bermasalah, BII juga berupaya memperbaiki performanya dengan mengeluarkan berbagai produk baru. Salah satunya adalah pembiayaan perdagangan komoditas.
Untuk menggarap ceruk bisnis anyar ini, BII menjalin kerjasama dengan PT Bhanda Ghara Reksa (BGR). Keduanya menandatangani kesepakatan kerjasama tersebut di Jakarta, Senin (22/1). “Dukungan yang diberikan PT Bhanda Ghara Reksa berkontribusi positif bagi pengembangan commodity financing kami,” kata Rahardja Alimhamzah, Direktur Perbankan Korporasi BII, dalam siaran persnya.
BII menyediakan fasilitas pembiayaan perdagangan dengan jaminan (collateral) berupa komoditas. Seluruh aset milik para nasabah itu disimpan di gudang milik BGR. Sebagai collateral manager, tugas BGR adalah menyimpan, memelihara dan mengawasi komoditas tersebut.
Sejumlah komoditas yang dapat dijaminkan ke BII, antara lain kopi, lada, minyak kelapa, gula, pupuk, dan karet. Tak hanya produk pertanian dan perkebunan, hasil kegiatan tambang seperti batubara dan solar juga bisa dijaminkan untuk mendapat pembiayaan.
Produk baru yang mulai dipasarkan Selasa (22/2) ini merupakan produk structured trade finance. “Produk ini akan memperkaya fasilitas trade services yang disediakan BII sebelumnya, seperti import L/C, preshipment & post shipment financing, bank garansi, standby L/C, dan lain-lain,” katanya.
Structured trade merupakan salah satu produk unggulan yang dikembangkan BII di tahun ini. Produk tersebut masuk dalam kategori kredit korporasi.
Sayang, manajemen BII tak bersedia mengungkap target penyaluran pembiayaan dari produk ini. Sekadar catatan, tahun lalu kredit korporasi menyumbang 24% terhadap total portofolio kredit BRI yang sebesar Rp 39,6 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News