kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bisnis Asuransi Rangka Kapal Diramal Lesu sampai Akhir Tahun


Rabu, 16 November 2022 / 18:50 WIB
Bisnis Asuransi Rangka Kapal Diramal Lesu sampai Akhir Tahun
ILUSTRASI. Karyawan melintas di depan logo sejumlah perusahaan asuransi umum di kantor Aosiasi Asuransi Umum Indonesia Jakarta, Rabu (18/11). /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/18/11/2020.


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produk asuransi rangka kapal yang menjamin kerusakan atau kerugian pada kapal akibat bahaya-bahaya di laut seperti cuaca buruk, tabrakan, tenggelam, kebakaran, dan lain sebagainya saat ini mulai lesu.

Berdasarkan data kinerja industri asuransi umum pada semester I 2022, terlihat ada penurunan premi dicatat pada lini bisnis asuransi rangka kapal sebesar 1.1% menjadi sebesar Rp 1,12 triliun dibandingkan dengan semester yang sama di tahun sebelumnya.

Sebagai perbandingan, pada semester I 2021, pendapatan premi asuransi rangka kapal tumbuh 7,1% secara tahunan menjadi Rp 1,14 triliun.

Dengan menurunnya premi pada lini bisnis ini, Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Bern Dwyanto mengatakan, lini bisnis asuransi rangka kapal memang pertumbuhannya stagnan.

Baca Juga: Sempat Dikabarkan Bakal Jual Astra Life, Apakah Kini Grup Astra Lirik BNI Life?

"Oleh karena itu, diperkirakan pertumbuhan bisnis asuransi rangka kapal ini masih akan sama sampai dengan akhir tahun 2022 ini," kata Bern kepada KONTAN, Rabu (16/11).

Dari sisi pemain, Presiden Direktur Asuransi Bintang (ASBI) HSM Widodo pun mengakui bisnis asuransi rangka kapal sedang menurun. Widodo bilang, per September 2022, kinerja bisnis asuransi rangka kapal turun menjadi 1% sebesar Rp 327 miliar dari bulan sebelumnya mencapai 3% atau Rp 353 miliar.

Dengan kondisi dan ekosistem yang buruk saat ini, ASBI telah banyak melakukan persiapan, termasuk usaha percepatan untuk meluncurkan produk PAYDI.

"Terkait target, dengan kondisi buruk saat ini, kami harapkan license PAYDI dapat segera keluar untuk bisa memperbaiki kinerja pada bisnis ini," kata Widodo kepada KONTAN, Rabu (16/11).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×