Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski kasus terkait varian omicron sedang meningkat, hal tersebut tampak tak mempengaruhi proyek-proyek yang terus berjalan. Alhasil, beberapa perusahaan pun mulai berani untuk kembali berinvestasi dengan menambah kebutuhan kendaraan niaga seiring bisnis yang mulai kembali pulih.
Kondisi tersebut pun akan berkah bagi perusahaan multifinance yang juga menyalurkan pembiayaan terhadap kendaraan niaga. Beberapa multifinance pun siap memasang target tinggi untuk lini bisnis ini.
Jika berkaca pada data OJK, piutang pembiayaan terhadap kendaraan niaga ini menjadi salah satu yang terus tumbuh di sektor produktif sekaligus yang memberikan porsi paling besar. Per Desember 2021, tercatat piutang pembiayaan kendaraan niaga senilai Rp 42,15 triliun atau tumbuh 2,5% yoy dan berkontribusi 41,35% di sektor produktif.
Pengamat otomotif sekaligus praktisi industri multifinance, Jodjana Jody pun mengungkapkan bahwa sektor kendaraan niaga menjadi salah satu yang tumbuh cukup positif di 2021. Adapun, kontribusinya 25.6% dari total market 887.202 unit, khususnya produk pick up dan truk.
Baca Juga: Akan Jatuh Tempo, Pefindo Naikkan Peringkat Obligasi SAN Finance
Ia pun melihat permintaan terhadap truck dan pick up masih akan bertumbuh di tahun ini meskipun ada varian baru Omicron yang membayangi. Alasannya, beberapa proyek strategis pun masih terus berjalan hingga saat ini.
“Challenge-nya tentu kemudahan kredit dan suku bunga yang dijaga tetap kompetitif seperti tahun lalu,” ujar Jody.
Terkait kemudahan kredit, memang beberapa perusahaan multifinance masih selektif dalam menyalurkan kredit untuk kendaraan niaga ini. Dalam hal ini, perusahaan melihat sektor-sektor yang kira-kira masih stabil di era pandemi saat ini.
Misalnya, Clipan Finance yang hanya menyalurkan kredit kendaraan niaga hanya untuk sektor logistik, tambang, dan perkebunan sejalan dengan harga komoditas yang memang sedang tinggi. Sementara, anak perusahaan Panin Bank ini menghindari sektor pariwisata dan konstruksi yang dinilai masih kurang stabil.
Meskipun selektif, Direktur Utama Clipan Finance Harjanto Tjitohardjojo tetap ingin meningkatkan kontribusi portofolio kendaraan niaga tahun ini menjadi 15% dari yang sebelumnya 10%. Secara nilai, saat ini penyaluran kredit untuk kendaraan niaga mencapai Rp 351 miliar.
Baca Juga: OJK: Multifinance yang Tak Segera Memenuhi Ketentuan Modal akan Dicabut Izin Usahanya
“Akan tumbuh bertahap, seiring dengan pertumbuhan sektor-sektor produktif yang saya lihat perusahaan-perusahaan mulai semakin percaya diri untuk kembali berinvestasi,” ujar Harjanto.
Hampir sama, BCA Finance pun juga masih selektif untuk menyalurkan kredit di sektor ini yang saat ini hanya berkontribusi 10% dari total pembiayaan baru di Januari senilai Rp 2,37 triliun. Adapun, saat ini perusahaan hanya fokus di pick up kecil dan truk hanya untuk logistik dan pabrik serta selektif di sektor tambang dan perkebunan.
“Kami belum terlalu memahami bisnis ini. Juga mineral dan hasil pertanian adalah komoditas yang sering berfluktuasi mengikuti demand dan harga global,” ujar Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim.
Sementara itu, Direktur Portofolio Adira Finance Harry Latif pun menambahkan bahwa prospek pembiayaan kendaraan niaga bergantung pada kondisi pertumbuhan ekonomi dan harga komoditas di sepanjang tahun ini.
Menurutnya, bila kondisi aktivitas ekonomi membaik dan harga komoditas di tahun ini meningkat akan memberikan dampak positif terhadap pembiayaan mobil komersial perusahaan.
Sepanjang 2021, Adira Finance mencatatkan pembiayaan kendaraan niaga sebanyak Rp 4,2 triliun atau naik 68% yoy. Secara kontribusi, pembiayaan kendaraan niaga berkontribusi sebesar 40% dari total portofolio pembiayaan mobil baru naik dari tahun sebelumnya yang hanya 36%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News