Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis pembiayaan emas masih menguntungkan bagi industri perbankan syariah. Pasalnya, berapapun harga emas, nasabah menilai emas tetap memiliki daya tarik sebagai instrumen investasi.
PT Bank BCA Syariah misalnya, yang mencatat pembiayaan Emas iB, per Oktober 2024 dengan outstanding mencapai Rp 147,1 miliar atau meningkat 178,53% secara tahunan atau year on year (yoy) dan total penyaluran mencapai Rp Rp 172,9 miliar.
Kepala Satuan Kerja Bisnis Ritel dan Konsumer BCA Syariah, Bukit Mas Siahaan mengatakan, rata-rata pencairan perbulan juga telah melesat 214,1% yoy mencapai Rp 17,32 miliar.
Baca Juga: Dorong Pendalaman Sektor Keuangan dari Industri Emas, BSI Luncurkan BSI Gold
"Saat ini nasabah pembiayaan emas iB di dominasi 76% oleh karyawan, dan 45% merupakan milenial," ucap Bukit beberapa waktu lalu.
Ia mengaku, akan memanfaatkan peluang pasar pembiayaan emas secara maksimal, dengan terus melakukan simplifikasi proses di aplikasi mobile banking terbarunya BSya menggunakan robotik. Rencananya, kehadiran fitur pembiayaan emas ini akan meluncur pada akhir kuartal IV-2024.
Pihaknya pun optimistis di tahun 2025 pertumbuhan pembiayaan Emas iB akan semakin meningkat. Oleh karena itu, pihaknya menargetkan pertumbuhan pembiayaan emas dapat berkontribusi 25% terhadap total pembiayaan konsumer BCA Syariah di tahun 2025 mendatang.
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) juga melihat potensi bisnis pembiayaan emas di produk gadai dan cicil emas semakin melonjak seiring seiring dengan Harga emas yang terus naik. Sampai September 2024, pembiayaan emas BSI telah mencapai Rp 10,86 triliun, atau tumbuh 60,52% yoy.
Baca Juga: BSI Luncurkan BSI Gold, akan Jadi Cikal Bakal Bullion Bank
Direktur Penjualan dan Distribusi BSI Anton Sukarna menyatakan, jumlah tersebut sudah mendekati target BSI yang sebesar Rp 11 triliun sampai akhir tahun 2024.
"Untuk NPF-nya (non performing financing) sebesar 0,00% artinya dari semua pembelian yang kita salurkan tidak ada satupun yang kemudian bermasalah," ungkap Anton.
Anto menyebut, nasabah dari kalangan Gen Z dan millenial sudah banyak yang melirik produk pembiayaan emas BSI, dengan porsi jumlah debitur mencapai hampir 33%.
Ke depan, kata Anton produk pembiayaan emas dan gadai emas BSI akan lebih digencarkan melalui BSI mobile dan juga referral dari BSI Agen serta penjualan offline dari seluruh kantor. Menurutnya, masyarakat bisa mengakses cicil emas dari gramasi kecil sehingga lebih terjangkau.
"Kita optimistis bisnis ini masih akan potensial karena ini adalah salah satu media investasi yang murah dan terjangkau oleh masyarakat luas di Indonesia," imbuh Anton.
Selanjutnya: KKP Dorong Pengembangan Standar Internasional untuk Produk Perikanan
Menarik Dibaca: Peran Teknologi AI dalam Transformasi Pendidikan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News