Reporter: Issa Almawadi | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Bisnis remitansi Bank Negara Indonesia (BNI) mengalami penurunan akibat adanya moratorium tenaga kerja Indonesia di Saudi Arabia.
Meski begitu, bagi BNI sepertinya hal itu tidak menjadi masalah. Sebab penurunan bisnis remitansi di Saudi Arabia, bisa ditutupi dengan peningkatan bisnis remitansi di Malaysia.
"Bisnis remitansi kami di Saudi Arabia turun hampir 30%. Tapi itu terkompensasi dengan adanya peningkatan di Malaysia. Kami juga mengarahkan bisnis remitansi ke Korea dan Taiwan," kata Firman Wibowo, Pemimpin Divisi Internasional BNI, Selasa (26/8).
Firman menerangkan, potensi remitansi di Malaysia cukup besar mengingat jumlah TKI di negeri jiran itu mencapai 6 juta orang. Selain itu, jumlah TKI di Taiwan dan Korea juga terus mengalami peningkatan.
Secara keseluruhan, volume remitansi BNI secara incoming mencapai US$ 21,4 miliar dengan outgoing senilai US$ 21,6 miliar. "Dari jumlah itu, slip incoming mencapai 1 juta dengan slip outgoing sebesar 197 ribu," jelas Firman.
Saat ini, pendapatan BNI dari bisnis remitansi nilainya mencapai Rp 127 miliar. Untuk meningkatkan pendapatan dan memperkuat bisnis ini, BNI akan menambah kerjasama dengan bank lokal di luar negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News