Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
Dengan adanya ekspansi tersebut, pihaknya memperkirakan dana murah Bank Jatim akan meningkat pesat. Tahun ini perseroan menargetkan rasio CASA bisa mencapai 65%. Adapun per Maret 2024 rasionya meningkat jadi 60,59%.
"Jadi walau BI rate naik, kami tak punya isu dengan likuiditas. Saat ini likuiditas kami masih sangat longgar meski kredit tumbuh pesat, LDR kami di level 70,49%," kata Edi.
Adapun PT Bank Central Asia (BCA) juga mengakui kinerja layanan remitansi BCA terus bertumbuh dan mengalami peningkatan positif, kendati tidak dibeberkan lebih detail berapa pertumbuhannya.
"Capaian tersebut sejalan dengan komitmen BCA untuk senantiasa memberikan layanan remitansi yang terbaik bagi kebutuhan nasabah," ucap EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn.
Pertumbuhan transaksi remitansi turut berkontribusi positif bagi kenaikan pendapatan selain bunga BCA. Secara keseluruhan, pendapatan selain bunga BCA naik 6,8% YoY menjadi Rp6,4 triliun pada kuartal I-2024, ditopang pendapatan fee dan komisi yang tumbuh 8,6% YoY.
Baca Juga: BRI Optimistis Bisnis Remitansi Tumbuh Hingga 25% Selama Ramadan dan Lebaran 2024
Hera menjelaskan, respons yang baik dari nasabah dalam layanan remitansi BCA tercermin dari tingginya transaksi remitansi via e-channel BCA, seperti KlikBCA Individu dan KlikBCA Bisnis.
Nasabah juga sudah dapat menikmati kemudahan transaksi remitansi via aplikasi myBCA. Kemudahan transaksi melalui e- channel turut dilengkapi dengan fitur upload dokumen underlying untuk transaksi remitansi dengan nominal divatas threshold sesuai ketentuan," ungkapnya.
"BCA juga berkomitmen untuk terus memastikan layanan remitansi BCA sebagai layanan yang andal dan terus memberi manfaat bagi nasabah, sehingga jumlah transaksi remitansi diharapkan akan terus bertumbuh hingga akhir tahun ini," tandasnya.
Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menilai, potensi bisnis remitansi masih prospektif di tahun 2024 kendati adanya pelemahan nilai tukar namun pelemahan nilai tukar masih dapat ditoleransi pelemahannya.
Baca Juga: Bisnis Remitansi Perbankan Tumbuh di Sepanjang Tahun 2023
Hal lain yang masih membuat menariknya bisnis remitansi juga disebut Trioksa terkait semakin bertumbuhnya perdagangan antar negara dan keberadaan warga negara Indonesia di luar negeri yang juga bertambah.
"Di tahun ini trennya juga masih dapat bertumbuh, berkisar di 10%. Ya semoga pelemahan nilai tukar tidak berlanjut dan tidak terlalu dalam," ujarnya.
Menurut Trioksa, dalam meningkatkan bisnis remitansi perbankan harus melakukan inovasi di antaranya, dengan memperluas layanan bisnis remitansi terutama menyasar pelaku UMKM yang mulai melakukan kegiatan ekspor maupun impor, serta menggunakan jejaring yang dapat menghemat biaya pengiriman uang keluar negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News