kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis terus tumbuh, berikut strategi fokus bisnis Bank Mandiri ke depan


Rabu, 08 September 2021 / 15:24 WIB
Bisnis terus tumbuh, berikut strategi fokus bisnis Bank Mandiri ke depan
ILUSTRASI. Nasabah yang mengenakan masker mengantre dengan menjaga jarak?di?kantor cabang Bank Mandiri.?(KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Amanda Christabel | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatatkan pertumbuhan kredit konsolidasi sebesar 16,4% secara year on year (yoy) menjadi Rp 1.014,3 triliun pada kuartal II-2021. Pertumbuhan kredit ini ditopang oleh segmen wholesale banking yang tercatat tumbuh 7,13% yoy menjadi Rp 534,2 triliun per akhir kuartal II 2021.

Sementara pembiayaan ke segmen usaha mikro kecil menengah (UMKM) tercatat naik 20,1% yoy menjadi Rp 98,3 triliun hingga kuartal II 2021. Pertumbuhan tersebut juga diimbangi dengan kualitas kredit yang cukup terjaga dengan rasio nonperforming loan (NPL) gross sebesar 3,08%, turun 21 bps yoy.

Dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) secara konsolidasi, hingga kuartal II 2021 tumbuh 19,73% yoy menjadi Rp 1.169,2 triliun, dengan komposisi dana murah sebesar 68,49%. Pertumbuhan dana murah terutama didorong oleh pertumbuhan giro (bank only) sebesar 40,9% yoy di kuartal II 2021.

Tren pertumbuhan dana murah ini juga ikut menekan biaya dana atau cost of fund (CoF) Bank Mandiri secara year to date (ytd) (bank only) menjadi 1,71%, turun dari level 2,53% pada akhir tahun lalu.

Pada akhir kuartal II 2021, pencapaian laba bersih perseroan tumbuh 21,45 % menjadi Rp 12,5 triliun, yang disokong oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 21,50% menjadi Rp 35,16 triliun, serta pertumbuhan pendapatan berbasis jasa (fee based income) sebesar 17,27 % menjadi Rp 15,94 triliun.

“Kami memandang tren pertumbuhan ini sebagai sinyal positif bahwa permintaan masih ada dan diharapkan akan terus meningkat. Namun, kami akan tetap waspada dalam mengeksekusi rencana bisnis ke depan,” kata Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin dalam public exposure virtual, Rabu (8/9).

Untuk mengoptimalkan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan, Bank Mandiri telah melakukan penajaman strategi yang sejalan dengan prospek pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang mulai menunjukkan kinerja positif, tercermin dari pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2021 sebesar 7,07%.

Baca Juga: Promo KPR Bank Mandiri dengan Bunga Rendah 3,88%

Ahmad Siddik menegaskan, terdapat tiga fokus dalam penajaman bisnis perseroan. Pertama, integrasi bisnis wholesale dan ritel dengan memaksimalkan potensi value chain pada ekosistem nasabah wholesale.

Kedua, mengoptimalkan potensi bisnis dan sektor unggulan di wilayah serta penyaluran kredit dilakukan secara prudent kepada targeted customer dengan mempertimbangkan sektor yang masih potensial dan pemulihannya lebih cepat sehingga menghasilkan kualitas kredit yang cukup baik. 
Ketiga, Bank Mandiri akan mengakselerasi digital dengan mengembangkan solusi digital, perbaikan proses, modernisasi channel, serta peningkatan kapabilitas core banking.

“Lewat strategi ini, Bank Mandiri optimis kredit secara bank only mampu tumbuh 6%-7% yoy pada akhir tahun 2021, tentunya dengan tetap memprioritaskan pertumbuhan secara berkualitas," imbuhnya.

Komitmen ini salah satunya diwujudkan lewat penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang merupakan program andalan pemerintah untuk menyediakan akses pelaku UMKM pada pembiayaan, Bank Mandiri telah menyalurkan KUR sebesar Rp 19,68 triliun pada akhir paruh pertama tahun ini atau 63,5% dari target 2021, dengan jumlah penerima lebih dari 200 ribu debitur UMKM dengan kualitas yang terjaga baik.

Lalu pada program restrukturisasi kredit terdampak pandemi, Bank Mandiri telah memberikan persetujuan restrukturisasi debitur terdampak pandemi yaitu kepada lebih dari 548 ribu debitur dengan nilai persetujuan sebesar Rp 126,5 triliun. Dari nilai tersebut, hingga Juni 2021, total baki debet restrukturisasi Covid-19 sebesar Rp 96,5 Triliun, dimana 62% dari total debitur restrukturisasi merupakan pelaku usaha UMKM.

Baca Juga: Bank Mandiri catat simpanan nasabah tier di atas Rp 5 miliar tumbuh 15% ytd per Juli

Digitalisasi layanan melalui aplikasi Livin' by Mandiri sampai dengan Juni 2021 mencatat 7,8 juta pengguna, meningkat 45% dari periode setahun sebelumnya.

Dari jumlah tersebut, transaksi finansial Livin' by Mandiri mencatatkan kenaikan sebesar 65% secara YoY menjadi 434,9 juta transaksi dengan nilai transaksi mencapai Rp 728,9 triliun per Juni 2021. Di 2021 ini, bank berkode emiten BMRI ini tengah melakukan pengembangan digital guna mendorong pertumbuhan transaksi digital nasabah dengan memberikan solusi kemudahan digital baik bagi kebutuhan perusahaan mapun individual.

Selain menjaga momentum pemulihan ekonomi, Siddik mengungkapkan, pihaknya juga turut aktif berperan melaksanakan Program Pemerintah berupa Bantuan Sosial (Bansos) secara nasional melalui pemanfaatan agen Bank Mandiri untuk meneruskan bantuan tersebut kepada keluarga penerima manfaat (KPM).

Total Bansos sebesar Rp 6,61 triliun telah disalurkan Bank Mandiri kepada 5,9 juta KPM hingga Juni 2021, baik melalui Program Keluarga Harapan (PKH) maupun program Sembako dengan melibatkan lebih dari 149.000 agen Bank Mandiri.

Selanjutnya: Oki Ramadhana resmi menduduki posisi Direktur Utama Mandiri Sekuritas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×