kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.774.000   15.000   0,85%
  • USD/IDR 16.505   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.258   -123,50   -1,94%
  • KOMPAS100 886   -22,04   -2,43%
  • LQ45 692   -18,18   -2,56%
  • ISSI 198   -4,07   -2,02%
  • IDX30 362   -8,54   -2,31%
  • IDXHIDIV20 438   -7,77   -1,74%
  • IDX80 100   -2,74   -2,66%
  • IDXV30 107   -0,87   -0,81%
  • IDXQ30 119   -2,62   -2,16%

BNI Bagikan Tips Menangkal Modus Penipuan di Era Digital


Kamis, 20 Maret 2025 / 23:19 WIB
BNI Bagikan Tips Menangkal Modus Penipuan di Era Digital
ILUSTRASI. BNI Wondr


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di era digital yang semakin berkembang, kejahatan siber terus bertransformasi dengan berbagai modus baru yang makin sulit dikenali. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap ancaman ini.

Sekretaris Perusahaan BNI, Okki Rushartomo, mengungkapkan bahwa berbagai modus penipuan kini bermunculan, mulai dari SMS palsu, call center abal-abal, media sosial tiruan, hingga giveaway hadiah fiktif.

"Kami berkomitmen menjaga keamanan data nasabah dengan standar perlindungan tertinggi. Kami juga secara proaktif mengidentifikasi serta mengatasi potensi risiko guna mencegah berbagai modus penipuan dan ancaman digital. Masyarakat juga harus berperan aktif dengan tidak membagikan informasi sensitif seperti kata sandi dan kode OTP kepada pihak yang tidak berwenang. Dengan kesadaran bersama, kita bisa menciptakan ekosistem keuangan yang lebih aman," ujar Okki.

Modus penipuan yang kerap terjadi di antaranya melalui SMS palsu dengan fake BTS. Penipu menggunakan teknologi fake BTS untuk mengirim pesan langsung ke ponsel korban tanpa melalui operator resmi. Biasanya, mereka menyamar sebagai pihak bank dan menawarkan promo menarik. Begitu korban mengklik tautan dalam pesan tersebut, data pribadinya bisa dicuri.

Kemudian melalui call center dan media sosial palsu. Modus ini marak di internet, di mana pelaku memasang nomor call center palsu atau membuat akun media sosial yang menyerupai akun resmi bank atau marketplace. Korban yang butuh bantuan tanpa sadar menghubungi nomor atau akun palsu tersebut, lalu diminta memberikan informasi sensitif seperti PIN ATM, OTP, hingga user ID mobile banking.

Baca Juga: Kasus Penipuan Diperkirakan Marak Jelang Lebaran, Ini Modus Terbanyak Menurut OJK

Selanjutnya,  penipuan refund pembelian online. Penipu mengaku sebagai pihak e-commerce atau agen tiket dan menginformasikan adanya kesalahan transaksi atau perubahan jadwal penerbangan. Dengan dalih refund dana, korban diarahkan untuk mentransfer sejumlah uang atau memberikan data pribadi yang nantinya disalahgunakan.

Lalu, melalui ancaman pajak palsu. Korban biasanya menerima pesan WhatsApp yang mengklaim bahwa mereka memiliki tunggakan pajak. Agar lebih meyakinkan, penipu mencantumkan data pribadi korban seperti nama, NIK, dan NPWP. Korban pun diarahkan untuk melakukan pembayaran ke rekening pribadi pelaku.

Modus lain melalui giveaway hadiah fiktif. Penipu menawarkan hadiah menggiurkan seperti uang tunai, gadget, atau liburan. Korban diminta mengisi data perbankan di situs palsu dengan alasan untuk mengklaim hadiah,padahal data tersebut digunakan untuk mencuri uang dari rekening korban.

Terakhir melalui card trapping di ATM Pelaku memasang alat jebakan di mesin ATM agar kartu korban tertelan. Saat korban kebingungan, pelaku berpura-pura membantu dan menyarankan untuk menghubungi call center palsu. Dari situ, pelaku meminta PIN dan informasi lainnya untuk mengakses rekening korban.

Okki bilang, ada cara untuk menghindari ragam modus penipuan itu. Pertama, verifikasi keaslian informasi. Jangan langsung percaya pada SMS, telepon, atau pesan media sosial yang mencurigakan. Pastikan informasi dari sumber resmi.

Baca Juga: Marak Modus Penipuan Teknik Fake SMS Masking, OJK Imbau Jangan Sembarang Klik Link

Kedua, jangan bagikan data sensitif. Pihak bank tidak akan pernah meminta OTP, PIN, user ID, atau nomor kartu ATM melalui telepon, SMS, email, atau media sosial. Ketiga, waspada terhadap tautan mencurigakan. Jangan klik tautan atau menginstal aplikasi dari sumber yang tidak dikenal, karena bisa jadi itu malware yang mencuri data Anda.

Ketiga, gunakan platform resmi untuk transaksi online. Hindari melakukan transaksi melalui tautan yang dikirim via media sosial atau SMS. Keempat, periksa mesin ATM sebelum digunakan. Jika menemukan kejanggalan, seperti alat tambahan atau kartu yang tertelan, segera hubungi call center resmi bank.

Okki mengingatkan nasabah  menemui indikasi penipuan untuk segera laporkan ke BNI Call 1500046 atau kanal resmi BNI lainnya. "Dengan tetap waspada dan tidak mudah tergiur oleh tawaran mencurigakan, kita bisa melindungi diri dari kejahatan finansial dan menikmati momen Lebaran dengan aman serta nyaman." pungkas Okki.

Selanjutnya: 5 Tips Jadi Suami Green Flag ala Gwan Sik di Drakor When Life Gives You Tangerines

Menarik Dibaca: 5 Tips Jadi Suami Green Flag ala Gwan Sik di Drakor When Life Gives You Tangerines

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×