Reporter: Steffi Indrajana | Editor: Test Test
JAKARTA. Bisnis pembiayaan perdagangan, khususnya untuk kegiatan ekspor impor kian menjadi incaran bank. Tengok saja Bank BNI dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang membidik pendapatan tambahan dari bisnis ini.
Bob Ananta, General Manager Divisi Internasional Bank BNI mengatakan, hingga akhir tahun 2010, BNI menargetkan pendapatan dari bisnis trade finance sebesar Rp 256,6 miliar. Menurut Bob, angka tersebut tidak hanya dari fee based income, karena pendapatan dari sektor perdagangan memang bukan hanya itu. "Masih ada pendapatan dari selisih kurs, bank garansi, dan bunga diskonto," jelas Bob, belum lama ini.
Hingga akhir Agustus 2010, Bank BNI mencatat pendapatan dari bank garansi sebesar Rp 4,6 miliar. Angka ini naik sekitar 20% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang berada di kisaran Rp 207 miliar.
Dari bisnis pembiayaan perdagangan, hingga Agustus 2010 pendapatan bank berlogo angka 46 tersebut telah mencapai 58% dari target tahunan atau sekitar Rp 145,58 miliar.
Untuk menggenjot bisnis trade finance, Bank BNI siap melakoni beberapa strategi. Pertama, pengidentifikasian kebutuhan pasar. Kedua, mengoptimalkan basis nasabah korporasi. Ketiga, perluasan dan memaksimalkan jaringan milik BNI.
BRI juga tidak mau ketinggalan. Direktur Keuangan dan Internasional BRI Achmad Baiquni mengatakan, pendapatan nonbunga BRI tahun ini cukup tinggi dibandingkan dengan pendapatan tahun-tahun sebelumnya.
Tahun ini, BRI menargetkan pertumbuhan pendapatan nonbunga dari bisnis pembiayaan perdagangan ini sebesar 11% dari pendapatan 2009 sebesar Rp 134 miliar. Artinya, target BRI itu sekitar
Rp 148,74 miliar.
Baiquni menyebutkan, hingga Juni 2010, BRI menggaet pendapatan nonbunga dari transaksi pembiayaan perdagangan mencapai Rp 70,5 miliar. "Angka ini dari transaksi ekspor dan impor. Per Juni 2010, transaksi ekspor mencapai US$ 800,2 juta," ujar Baiquni.
Nilai transaksi ekspor ini menanjak 42% dibandingkan dengan perolehan Juni 2009 yang sebesar US$ 563,52 juta. Adapun transaksi impor per Juni 2010 mencapai US$ 790,4 juta atau naik 37% dibandingkan impor Juni 2009 sebesar US$ 576,93 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News