Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
"Semester I, recovery naik 8% secara year on year (yoy). Sampai akhir tahun ditargetkan tumbuh double digit sehingga menopang kinerja keuangan yang lebih solid," katanya pada Kontan.co.id, Kamis (1/8).
Sementara untuk hapus buku, BNI tidak mematok target. Bob bilang, perseroan akan melakukan write off kepada debitur-debitur yang memang prospek usahanya sudah tidak memungkinkan lagi direstrukturisasi walau sudah diupayakan dengan langkah remedial.
Baca Juga: Setor modal LinkAja, BNI suntik dana ke BNI Sekuritas Rp 225 miliar
Dengan penurunan hapus buku di paruh pertama tersebut, BNI memprediksi write off debitur NPL sampai akhir tahun tidak akan sebesar tahun lalu. "Kami akan upayakan semaksimal mungkin untuk keberhasilan restrukturisasi kreditnya," tambah Bob.
Adapun komposisi terbesar hapus buku kredit bermasalah BNI berasal dari sektor pertambangan, sektor perindustrian, dan sektor perdagangan-restoran-hotel. Secara nasional pun, lanjut Bob, ketiga sektor tersebut merupakan kontributor dominan terhadap NPL.
Sedangkan untuk menjaga kualitas aset, BNI akan terusa melakukan credit risk review terhadap portfolio kredit perseroan dan mengamati perkembangan dan tren atau kecenderungan setiap sektor industri agar dapat memitigasi risiko kredit yang akan dihadapi sejak dini.
Baca Juga: Saham BMRI (Bank Mandiri) naik 0,31%, ini PER dan PBV (31/7)
Tahun ini, BNI akan membatasi penyaluran kredit ke sektor pertambangan. "Untuk sektor ini, hanya akan kami salurkan ke pemain utama karena track record debitur, posisinya dominant player dan harus ada off taker atau standby buyer-nya." Tandas Bob.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News