Reporter: Nadya Zahira | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT BNI Life Insurance (BNI Life) mencatat hasil investasi per Juli 2024 sebesar Rp 723,61 miliar. Hasil investasi ini telah mencapai 85% dari target yang telah ditetapkan di sepanjang tahun 2024.
Plt Direktur Utama BNI Life Neny Asriany mengatakan bahwa pertumbuhan investasi BNI Life per Juli 2024 tumbuh 118% secara tahunan, untuk portofolio non-unitlink. Sedangkan untuk portofolio PAYDI juga naik sekitar 232% secara tahunan.
“Hasil investasi BNI Life per Juli 2024 sebesar Rp 723,61 miliar, sedangkan per Juni 2024, hasil investasi BNI Life turun 36% dari Rp 841,99 miliar pada periode yang sama pada tahun sebelumnya,” kata Neny kepada Kontan.co.id, Senin (26/8).
Baca Juga: BNI Life Mencatat Pendapatan Premi Asuransi Jiwa Kredit Rp 23,92 Miliar per Juni 2024
Ia menjelaskan, kenaikan hasil investasi ini seiring dengan strategi BNI Life yang selalu mengoptimalkan hasil investasi.
Selain itu, BNI Life juga aktif melakukan trading dan realized gain, serta berusaha untuk memperhatikan setiap momentum yang terjadi di pasar.
“Jadi saya lihat, hasil investasi perusahaan asuransi jiwa secara umum mencatat kenaikan yang beragam pada Juli 2024, setelah sebelumnya kami mengalami penurunan,” ungkapnya.
Asal tahu saja, sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan penurunan signifikan pada hasil investasi asuransi jiwa per Juni 2024. Di mana, hasil investasi asuransi jiwa turun sebesar 29,99% per akhir Juni 2024 dibandingkan tahun lalu menjadi Rp 11,46 triliun.
Neny menambahkan bahwa BNI Life melihat adanya peluang positif untuk instrumen investasi pendapatan tetap di semester II-2024 yang disebabkan adanya kemungkinan pemangkasan suku bunga. Untuk itu, BNI Life akan mengandalkan instrumen tersebut.
Baca Juga: BNI Life Raih Hasil Positif Asuransi Jiwa Kredit, Ditopang Pertumbuhan Kredit Bank
"Kami juga tetap mengoptimalkan instrumen saham karena kami melihat cukup banyak saham-saham yang masih under price sehingga layak untuk di-maintain," imbuhnya.
Neny menyebutkan, porsi investasi di instrumen pendapatan tetap sekitar 90% dari aset yang terdiri dari obligasi dan reksadana pendapatan.
Namun dia mengatakan bahwa faktor utama yang mempengaruhi hasil investasi perusahaan adalah volatilitas market, baik di pasar obligasi maupun pasar saham.
Lebih lanjut, Neny menargetkan hasil investasi dapat mencapai Rp 1,09 triliun sepanjang tahun 2024. Dia menyatakan keyakinannya bahwa target tersebut dapat tercapai hingga akhir tahun ini.
Selanjutnya: Bank Milik Pemerintah Thailand akan Turunkan Suku Bunga untuk Bantu Korban Banjir
Menarik Dibaca: Katalog Promo Alfamart Gantung Periode 27 Agustus-2 September 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News