Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan untuk Tahun Buku 2016 PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) memutuskan menebar dividen sebesar 35% dari laba bersih tahun lalu atau senilai Rp 3,96 triliun kepada pemegang saham. Sementara itu, sebesar 65% dari laba bersih atau Rp 7,37 triliun akan digunakan sebagai saldo laba ditahan.
Adapun khusus untuk dividen bagian pemerintah atas kepemilikan 60% saham sebesar Rp 2,38 triliun akan disetorkan ke rekening Kas Umum Negara di Bank Indonesia.
Direktur Utama BNI, Achmad Baiquni menuturkan jumlah tersebut meningkat dibanding dividen tahun 2015 yang hanya sebesar 25% atau sebesar Rp 2,69 triliun. Meskipun begitu, pihaknya memastikan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) masih dalam batas aman. “CAR sebelum ada dividen 19,5%, setelah ada dividen kita proyeksi 18,5%,” ujar Baiquni konferensi pers RUPST BNI, Kamis (16/3).
Sebagai informasi saja, pada tahun 2016 lalu BNI mencatatkan laba bersih sebesar Rp 11,34 triliun atau tumbuh 25,1% dibandingkan laba pada akhir tahun 2015 yang tercatat sebesar Rp 9,07 triliun. Kenaikan laba bersih ini ditopang oleh pertumbuhan pendapatan bunga (NII) dan pendapatan non bunga yang masing-masing melonjak 17,4% dan 23,1%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News