Reporter: Steffi Indrajana | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Bank of New York Mellon (BNY Mellon) belum berencana untuk menjadi bank asing di Indonesia dalam waktu dekat ini, dan masih tetap hanya sebagai kantor perwakilan (representative office).
"Selama ini kami memang hanya bermain di investment, tidak bermain di retail. Jadi cukup dengan kantor perwakilan saja," ujar Christopher Sturdy, Chairman of Asia Pasific BNY Mellon.
Sturdy mengakui Indonesia merupakan salah satu pasar BNY Mellon yang terpenting. "Dengan kondisi ekonomi yang kuat dan diatur dengan baik. Pada krisis kemarin juga, Indonesia dapat melewatinya tanpa ada penurunan yang terlalu mengganggu. Bahkan negara-negara lain iri dengan keadaan ekonomi Indonesia," pujinya.
Di Indonesia, sebagian besar pelayanan yang diberikan BNY Mellon bergerak di bidang treasury services. "Ada 20-25 bank-bank besar di Indonesia yang menjadi klien kita," ujar IGN Budi Sanjaya, Managing Director Representative Office Indonesia.
Selain bank-bank besar, BNY Mellon juga banyak menerima klien dari korporasi-korporasi besar. "Seperti PT Telkom dan Indosat. Kami juga sedang melakukan pendekatan dengan korporasi lain, tapi kami masih belum bisa mengatakannya," lanjut Budi.
BNY Mellon merupakan hasil merger antara Bank of New York dan Mellon Financial Corporation pada tahun 2007. Saat ini BNY Mellon sudah melebarkan sayap di 34 negara dengan total aset per Maret 2010 sebesar $ 220,5 miliar dolar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
