kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.986.000   17.000   0,86%
  • USD/IDR 16.850   58,00   0,34%
  • IDX 6.675   61,94   0,94%
  • KOMPAS100 964   11,62   1,22%
  • LQ45 751   8,74   1,18%
  • ISSI 212   1,65   0,79%
  • IDX30 390   4,50   1,17%
  • IDXHIDIV20 469   4,30   0,93%
  • IDX80 109   1,38   1,28%
  • IDXV30 115   1,54   1,36%
  • IDXQ30 128   1,30   1,03%

Bos BCA Buka Suara Terkait Pelemahan Harga Saham Perbankan


Jumat, 25 April 2025 / 06:48 WIB
Bos BCA Buka Suara Terkait Pelemahan Harga Saham Perbankan
ILUSTRASI. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja. Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) buka suara terkait saham perbankan termasuk BBCA yang sempat mengalami pelemahan beberapa waktu lalu.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja buka suara terkait saham-saham perbankan termasuk BBCA yang sempat mengalami pelemahan beberapa waktu lalu.

Seperti diketahui, berdasarkan data RTI saham bank-bank besar pada 8 April 2025 lalu sempat melemah. BBCA misalnya turun 8,53% ke level Rp 7.775. Selanjutnya, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) susut 10,12% ke level Rp 3.640, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) sahamnya menyusut 4,95% ke level Rp 4.030. Begitu juga dengan saham PT Bank Mandiri yang menurun 10,19% ke level Rp 4.6670/saham.

Jahja melihat, pelemahan saham ini terjadi karena dampak dari kebijakan tarif impor tinggi yang dikenakan ke sejumlah negara oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Baca Juga: Hasil Investasi Dana Pensiun Tergerus Volatilitas Pasar

"Bukan hanya saham BCA yang mengalami koreksi, tapi juga bank-bank lain. Kenapa? Karena kita ingat, pada waktu liburan panjang, masa Lebaran, ada kejutan-kejutan dari Mr Trump yang tiba-tiba mengumumkan ada tambahan biaya-biaya custom untuk tiap negara yang trade balance-nya dianggap merugikan Amerika, termasuk kita terkena 32%," ungkap Jahja saat paparan kinerja perseroan, Rabu (23/4).

Menurutnya, terkoreksinya saham-saham perbankan, karena para investor cepat-cepat menjual sahamnya di tengah ketidakpastian global yang dipicu oleh kebijakan Trump.

"Karena naluri investor, begitu dengar suatu berita yang uncertain, belum tahu, belum bisa dimitigasi dampak risiko kepada perbankannya, nomor satu apa? Jual dulu. Dan mentality atau habit ini ya memang begitu," terang Jahja.

Meski begitu, Jahja optimis terhadap prospek jangka panjang pergerakan saham perbankan. Menurutnya, saham-saham dengan fundamental kuat akan mengalami pemulihan setelah mencapai titik terendah.

Baca Juga: Dapen BTN Catatkan Hasil Investasi Rp 85,92 Miliar per Maret 2025

Selanjutnya: Ini Strategi AMD Perkuat Dominasi Pasar PC, Fokus pada AI

Menarik Dibaca: Perlukah Punya Rekening Bersama Pasangan Setelah Menikah? Ini Jawabannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×