kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Bos Citi Indonesia: Proses Penjualan Bisnis Konsumer ke UOB Masih Berlangsung


Kamis, 11 Agustus 2022 / 19:17 WIB
Bos Citi Indonesia: Proses Penjualan Bisnis Konsumer ke UOB Masih Berlangsung
CEO Citi Indonesia Batara Sianturi memberi keterangan kepada sejumlah wartawan usai pemaparan kinerja di Jakarta, Kamis (11/8/2022).


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya Citigroup melepas bisnis konsumer di Indonesia terus berlangsung. Chief Executive Officer (CEO) Citi Indonesia Batara Sianturi menyatakan Citi telah menandatangani perjanjian jual-beli aset dan kewajiban dengan UOB Group menyangkut portofolio consumer banking.

Ini mencakup bisnis retail banking dan kartu kredit. Proses diupayakan berjalan semulus mungkin bagi pelanggan, karyawan, dan mitra. Ia memastikan hingga selesainya akuisisi, semua produk dan layanan yang ditawarkan kepada nasabah consumer banking kami tetap sama. 

“Kegiatan operasional kami, termasuk seluruh kantor cabang, call center dan karyawan, akan tetap berjalan normal. Sampai saat ini, prosesnya terus berlangsung, kami ingin memastikan transisi ini bisa berjalan dengan mulus," kata dia.

Batara tidak menampik jika pengalihan portofolio bisnis konsumer ke UOB akan membuat aset Citi jadi menyusut. Namun, ia menyatakan lebih penting dan fokus pada mencetak imbal hasil terbaik bagi stakeholders bank, bukan lagi terus menumpuk aset.

Baca Juga: BNI Raup Pendapatan Rp 1,95 Triliun dari Pemulihan Aset Hapus Buku

"Nanti bank bukan tergantung pada besar asetnya, tapi terhadap return. Kalau aset gede tapi return-nya turun gak bagus. Jadi paradigma menjadi the biggest asset itu bukan menjadi paradigma yang diadopsi lagi. Karena kami diminta (jaga) return on equity dan return on asset, dan tentu efisiensi. Jadi itu yang merupakan suatu hal yang sangat kami monitor," tutur Batara. 

Asal tahu saja, anak perusahaan United Overseas Bank Limited (UOB) mengakuisisi bisnis konsumer Citigroup di empat negara yaitu  Indonesia, Malaysia, Thailand dan Vietnam di awal 2022.  Deputy Chairman and CEO UOB Wee Ee Cheong mengatakan, akuisisi ini mencakup portofolio bisnis pinjaman tanpa agunan dan pinjaman beragun, wealth management dan retail deposit atau tabungan segmen ritel.

"Sebagai bagian dari akuisisi ini, UOB akan menarik karyawan Citigroup di bisnis Konsumer di empat negara tersebut. Akuisisi ini akan semakin memperkuat dan memperdalam kehadiran bisnis UOB di kawasan Asean," kata Wee kala itu. 

Wee mengatakan, proses akuisisi diperkirakan akan rampung antara pertengahan 2022 dan awal 2024, tergantung pada perkembangan dan hasil dari proses persetujuan regulator.   Citigroup akan membantu UOB dan anak perusahaannya (UOB Group secara kolektif) dalam migrasi nasabah dan karyawan dari Bisnis Konsumer untuk memastikan kelancaran transisi. 

Bisnis Konsumer Citigroup memiliki nilai aset bersih agregat sekitar S$4,0 miliar dan basis nasabah sekitar 2,4 juta per 30 Juni 2021, serta menghasilkan pendapatan sekitar S$ 0,5 miliar pada semester pertama tahun 2021.  

Hal ini tanpa mencakup biaya transaksi satu kali tersebut, akuisisi ini diharapkan dapat meningkatkan laba per saham UOB (EPS) dan rasio pengembalian ekuitas (ROE). Imbalan kas untuk akuisisi akan dihitung berdasarkan premi agregat setara dengan S$915 juta ditambah nilai aset bersih bisnis konsumer saat transaksi selesai.  

Akuisisi diharapkan akan dibiayai melalui kelebihan modal inti dan diperkirakan akan mengurangi rasio CET1 UOB sebesar 70 basis poin menjadi 12,8%, berdasarkan posisi modal inti pada 30 September 2021.  

Baca Juga: BRI Pulihkan Aset Hapus Buku Rp 5 Triliun Sepanjang Semester I

Efek terhadap rasio CET1 tidak diharapkan menjadi material dan akan sesuai dengan persyaratan dan peraturan yang berlaku. Penyelesaian akuisisi di masing-masing negara akan menunggu persetujuan dari regulator negara terkait dan di Singapura.

Credit Suisse (Singapura) Limited bertindak sebagai penasihat keuangan bagi UOB Group dalam akuisisi dan Allen & Overy LLP (Singapura) sebagai penasihat hukum. Sementara itu, CEO Citi Asia Pasifik Peter Babej sangat antusias mengumumkan transaksi ini. 

Ia yakin UOB, dengan budaya yang kuat dan ambisi regional yang luas, akan memberikan peluang yang sangat baik untuk menyediakan bisnis konsumer di empat negara tersebut. Strategi bisnis konsumer UOB termasuk memanfaatkan segmen nasabah prioritas yang terus meningkat di Kawasan Asia Tenggara, mengakuisisi dan melayani nasabah melalui platform perbankan digital, UOB TMRW, dan memenuhi beragam kebutuhan keuangan mereka melalui pendekatan omni-channel seiring dengan meningkatnya kesejahteraan nasabah.  

Akuisisi ini akan memperluas ekosistem kemitraan UOB dan diharapkan dapat menumbuhkan basis nasabah ritel UOB di empat markets, yang mempercepat pertumbuhan target basis nasabah lima tahun lebih cepat. Bisnis Konsumer Citigroup mempekerjakan sekitar 5.000 karyawan, termasuk pimpinan senior dan berbagai tim dengan banyak pengalaman dalam wealth management. 

Integrasi ini akan memperkuat fondasi UOB Group dan membuka sejumlah sinergi bisnis. UOB Group menantikan kehadiran nasabah dan karyawan Citigroup, dimana mereka akan terus diinformasikan dengan perkembangan terbaru dari akuisisi dalam beberapa bulan ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×