Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. PT Bank Pembangunan Daerah Riau Kepri (Bank Riau Kepri) dorong pertumbuhan kredit konsumer dari hasil obligasi yang ditawarkan sebesar Rp 500 miliar.
Direktur Utama Bank Riau Kepri, Erzon, menyatakan, khusus utama kredit bank kepulauan Riau ini ke kredit konsumer karena rendahnya kredit macet (non performing loan/NPL) dan kebutuhan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang tinggi. "Porsi kredit konsumer sebesar 75%, mikro 10%, ke komersial 7% dan sisanya untuk syariah," ucap Erzon, Jumat (11/6).
Erzon menambahkan, untuk tahun mendatang porsi kredit konsumer akan diturunkan menjadi 60%, karena BPD ini ingin mendorong kredit produktif seperti sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Direktur Kredit dan Syariah Bank Riau Kepri, Ruslan Malik, menyatakan Bank Riau Kepri menargetkan kucuran kredit baru sebesar Rp 2 triliun sepanjang tahun 2011, atau outstanding Rp 9,2 triliun sampai akhir tahun ini.
"Pada Mei ini kami telah mengucurkan kredit Rp 7,2 triliun, dan sisanya kredit ada di proyek sindikasi kami," kata Ruslan.
Adapun posisi NPL per Mei ada di level 2,3% dan akan ditekan hingga 2% sampai akhir 2011. Menurutnya, kasus kredit macet di bank Riau disebabkan karena banyaknya proyek-proyek pendanaan infrastruktur yang belum dibayarkan, seperti proyek infrastruktur jalan, jembatan dan bangunan.
Selain itu, posisi dana pihak ketiga (DPK) sampai pada Mei 2011 sebesar Rp 10 triliun dengan target DPK pada akhir Mei sebesar Rp 12 triliun dengan komposisi masing-masing 50% untuk dana murah dan dana mahal.
Ruslan bilang, Bank Riau Kepri akan berencana melakukan kredit sindikasi pada tahun 2012 sebesar Rp 150 miliar, bersama dengan tiga BPD lain yakni BPD DKI Jakarta, BPD Jawa Barat Banten dan BPD Nagari, untuk proyek infrastruktur seperti pembangunan mall, hotel dan apartemen di pusat kota Riau.
Bank Riau Kepri ini menargetkan laba bersih sebesar Rp 450 miliar pada tahun 2011 atau naik 30,43% dari laba bersih tahun lalu sebesar Rp 345 miliar. Untuk mendorong kenaikan laba tersebut, hingga Mei kemarin bank ini telah menyerap laba kotor sebesar Rp 200 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News