Reporter: Dina Farisah | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan cepat merespons gemuruh yang melanda pasar saham nasional.
Sebagai lembaga yang diamanatkan mengelola jaminan sosial pekerja, mereka terus mengatur ulang portofolio agar selalu dapat untung di saat serba susah ini.
Pramudya Iriawan Buntoro, Assistant Vice President Aktuaris BPJS Ketenagakerjaan mengatakan, sejak awal tahun, pihaknya telah melakukan antisipasi atas gejolak yang terjadi di pasar saham.
Hal ini mengingat besarnya dana kelolaan BPJS Ketenagakerjaan, sehingga tidak memungkinkan memindahkan portofolio (switching) dalam porsi besar sekaligus.
Perubahan portofolio sudah dilakukan secara bertahap dengan mengurangi penempatan pada instrumen pasar modal.
"Kebijakan kami adalah melakukan review portofolio setiap tiga bulan sekali. Makin lama, makin pendek di review-nya," papar Pramudya, Selasa (25/8).
Saat ini, dana kelolaan program jaminan hari tua (JHT) per Juli mencapai Rp 170 triliun. Pada periode yang sama, total peserta BPJS Ketenagakerjaan mencapai 36 juta peserta. Jumlah tersebut meliputi peserta aktif dan non aktif.
Peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan sekitar 18 jutaan, dimana 13 juta diantaranya merupakan pekerja sektor formal, 5 juta merupakan pekerja jasa konstruksi yang bekerja di proyek-proyek dan sisanya sekitar 600.000 tergolong pekerja informal.
Sisanya merupakan peserta yang non aktif, artinya terdaftar dan masih memiliki haknya meski tidak aktif membayar iuran.
Dina Farisah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News