Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) siap menurunkan bunga pinjaman. Tindakan ini dilakukan menyusul permintaan Bank Indonesia (BI) terhadap BPR untuk melakukan penataan ulang efisiensi agar bisa menekan suku bunga pinjaman.
Ketua Umum Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat (Perbarindo) Joko Suyanto mengakui, saat ini bunga pinjaman BPR masih relatif tinggi atau mencapai 25% hingga 30%. Tingginya bunga pinjaman ini menyebabkan daya saing BPR menjadi rendah apabila dibandingkan dengan bank-bank umum ataupun bank asing yang juga menyasar ke sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
"Kalau mau berdaya saing, bunga memang harus turun. Sekarang BPR kurang mampu berkompetisi di pasar. Kami setuju dengan BI untuk melakukan efisiensi," ujar Joko kepada KONTAN, Senin (24/1). Namun sayang, Joko enggan menyebut besaran bunga pinjaman yang bisa diturunkan oleh BPR.
Menurut Joko, ada sejumlah cara untuk melakukan efisiensi dan penurunan bunga pinjaman. Diantarannya, dengan meningkatkan porsi dana murah di Dana Pihak Ketiga (DPK).
Dengan naiknya dana murah tersebut, biaya dana atawa cost of fund BPR bisa dikurangi sehingga peluang untuk menurunkan suku bunga pinjaman semakin terbuka. "Efisiensi itu harus bisa dilakukan BPR dengan menjual produk-produk yang kompetitif sehingga akan menarik dana masyarakat dan memperbanyak porsi dana murah," tutur Joko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News