Reporter: Andri Indradie | Editor: Test Test
JAKARTA. Rencana Bank Rakyat Indonesia (BRI) meminang PT Bank Agroniaga Tbk (Bank Agro) tampaknya tinggal selangkah lagi. Direktur Utama BRI Sofyan Basir mengatakan, BRI dan Bank Agro telah mencapai kata sepakat soal harga wajar saham Bank Agro.
Kesepakatan ini dirintis dalam beberapa pekan terakhir.
"Sudah ada keputusan antara kami dan Bank Agro mengenai jumlah dan harga sahamnya," kata Sofyan kepada KONTAN, Jumat (11/6). Sayang, Sofyan enggan merinci jumlah dan harga saham Bank Agro yang bakal dibelinya.
Yang jelas, BRI akan menjadi pemegang saham mayoritas di Bank Agro. "Porsi sahamnya di atas 75% lah," tegas Sofyan. Ada kemungkinan, BRI akan membeli saham Bank Agro hingga 80%.
BRI beli di harga wajar
Menurut kabar yang beredar di pasar, BRI akhirnya setuju membeli saham Bank Agro di harga mahal (premium). Itu sebabnya harga saham emiten berkode AGRO ini pada 9 Juni lalu naik 9,09% menjadi Rp 156 per saham dalam sehari.
Pasar menganggap, BRI berani membeli saham Bank Agro di harga premium lantaran kepentingan sinergi dan strategisnya peran Bank Agro untuk mendukung ekspansi kredit BRI. Terutama, di sektor agribisnis dan perkebunan. Jumat (11/6) lalu, harga saham AGRO ditutup melemah Rp 1 ke Rp 148 per saham.
Alotnya pembicaraan soal harga saham Bank Agro membuat proses akuisisi ini molor dari target Mei lalu. Namun, Sofyan membantah kabar tersebut. "BRI membeli saham Bank Agro di harga wajar," ujarnya.
Langkah selanjutnya, BRI tinggal menunggu izin dari pemegang saham di Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang bakal digelar bulan ini atau Juli 2010. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Mustafa Abubakar mengatakan, BRI belum melaporkan perkembangan akuisisi Bank Agro. Tapi, ada sinyal rencana BRI ini bakal gol.
"Kementerian BUMN akan selalu mendukung keputusan bisnis BRI untuk berkembang. Jika akuisisi berhasil, tentu saya senang," kata Mustafa kepada KONTAN. Ia menilai, akuisisi ini bisa membuat BRI semakin ekspansif mengembangkan bisnis di sektor agribisnis.
Akhir Mei lalu, Kemas Muhammad Arief, Direktur Utama Bank Agro, menerangkan, pelepasan saham Bank Agro molor karena ada beberapa kendala di masalah legalitas. Ia menambahkan, proses akuisisi selanjutnya tinggal menunggu izin dari Bank Indonesia (BI) dan restu dari pemegang saham.
Komisaris Utama Bank Agro Roswita Nilakurnia menegaskan, setelah melepas saham kepada BRI, Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun) akan mengalihkan portofolio investasi ke instrumen lain. Maklum saja, peraturan Kementerian Keuangan hanya membolehkan lembaga dana pensiun melakukan investasi penyertaan saham maksimal 20% dari total portofolio investasinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News