kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.846.000   69.000   3,88%
  • USD/IDR 16.804   66,00   0,39%
  • IDX 6.254   286,04   4,79%
  • KOMPAS100 892   48,19   5,71%
  • LQ45 707   37,74   5,64%
  • ISSI 193   7,28   3,92%
  • IDX30 373   19,75   5,60%
  • IDXHIDIV20 451   19,32   4,47%
  • IDX80 101   5,64   5,89%
  • IDXV30 106   4,60   4,54%
  • IDXQ30 123   5,40   4,59%

BRI: Bank lebih selektif di kredit pertambangan


Kamis, 12 April 2018 / 16:44 WIB
BRI: Bank lebih selektif di kredit pertambangan


Reporter: Yoliawan H | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) melihat masih turunnya kredit pertambangan dan penggalian lebih disebabkan oleh perbankan yang lebih selektif dalam penyaluran kredit.

Pasalnya, berdasarkan data Bank Indonesia (BI) per Februari 2018, perbankan telah menyalurkan kredit investasi sektor pertambangan dan penggalian sebesar Rp 46,8 triliun atau turun 16,7% yoy. Pun, untuk kredit modal kerja menurun 22,6% yoy menjadi Rp 48,0 triliun.

Bambang Tribaroto, Coporate Secretary BRI menjelaskan, pada dasarnya bank tidak menghindari namun lebih selektif apabila harus menyalurkan kredit pertambangan ini, seperti memilih pemain yang besar atau sudah pengalaman.

“Di sisi lain meskipun harga komoditas sudah membaik banyak pelaku usaha yg masih wait and see. Hal tersebut terlihat dari masih rendahnya pertumbuhan ekonomi di sektor ini pada tahun 2017 sebesar 0,69% jauh di bawah nasional yang sebesar 5,07%,” jelas Bambang kepada Kontan.co.id, Kamis (12/4).

Selain itu menurutnya, penurunan kredit dari perbankan dapat juga dikarenakan terjadinya pergeseran sumber pembiayaan seperti adanya pembiayaan dari skema pasar modal, medium term note (MTN), obligasi atau pembiayaan non bank.

“Diperkirakan pada semester II kenaikan kredit pertambangan lebih baik seiring membaiknya kondisi ekonomi domestik dan global,” tutup Bambang.

Sekadar informasi berdasarkan laporan keuangan bank per Februari 2018, BRI telah menyalurkan kredit hingga Rp 714,81 triliun, tumbuh 11,79% yoy dari tahun lalu sebesar Rp 639,39 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




[X]
×