Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Dua bank plat merah berniat memperkuat kredit korporasi. Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Negara Indonesia (BNI) akan mengandalkan penyaluran kredit infrastruktur untuk menopang kredit korporasi.
Budi Satria, Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan, sampai kini portofolio kredit BRI didominasi oleh kredit usaha mikro, kecil dan menengah. "BRI juga memelihara portofolio korporasi secara terbatas. Jadi sebagian besar merupakan kredit kepada BUMN yang berisiko lebih rendah," kata Budi kepada KONTAN, pekan lalu.
Hingga akhir Oktober 2014, pertumbuhan penyaluran kredit korporasi BRI sekitar 18% dengan outstanding Rp 127 triliun. Pertumbuhan kredit korporasi BRI per Oktober 2014 tersebut melambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan per Oktober 2013 yang di atas 20%.
Perlambatan ini disebabkan oleh tekanan perekonomian global dan domestik serta tingkat loan to deposit (LDR) perbankan yang cukup tinggi. "Perlambatan ini juga disebabkan keinginan kami untuk menjaga komposisi kredit UMKM supaya senantiasa lebih dominan," ujar Budi.
Tahun ini, BRI menargetkan kredit korporasi tumbuh setidaknya sama dengan tahun lalu. Caranya, BRI akan menjaga komposisi kredit korporasi di kisaran 26%-27% dari total portofolio kredit BRI. Sektor ekonomi yang menjadi potensi kredit korporasi bagi BRI antara lain infrastruktur, agribisnis dan industri.
BRI akan menerapkan integrated marketing system untuk mengoptimalkan potensi segmen korporasi. Lewat strategi ini, BRI akan melakukan cross-selling terhadap produk dan jasa perbankan lain.
BNI lebih konservatif dalam mematok target pertumbuhan kredit korporasi. Menurut Krishna Suparto, Direktur Business Banking BNI, pihaknya sudah menyusun rencana bisnis bank (RBB) 2015. "Perkiraan kredit korporasi kami tahun 2015 tumbuh moderat sekitar 15% secara year on year," kata Krishna.
Krishna menjelaskan bahwa sektor yang memiliki potensi besar dalam penyaluran kredit korporasi tahun ini adalah sektor infrastruktur. Menurut dia, sektor infrastruktur memiliki potensi besar karena kebijakan pemerintahan baru yang akan menggalakkan pembangunan infrastruktur. "Ini sangat penting untuk dilakukan karena pembangunan infrastruktur akan menggerakan kegiatan ekonomi secara keseluruhan ke depannya," ujar Krishna.
Tahun lalu, BNI menargerkan pertumbuhan kredit korporasi bisa mencapai 12% secara tahunan. Target pencapaian akhir 2014 itu, menurut Krishna, lebih lambat dibandingkan tahun sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News