Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) terus memproses restrukturisasi utang kepada seluruh kreditur perbankan. Manajemen Garuda Indonesia menyatakan telah melakukan beberapa hasil kesepakatan dengan para kreditur.
Misalnya, Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Negara Indonesia (BNI) setuju mengkonversi sebagian pinjaman jangka pendek menjadi pinjaman jangka panjang dengan jatuh tempo pada tahun 2026.
"Bank Mandiri memberikan persetujuan pinjaman melalui perpanjangan pinjaman sampai Desember 2021 dan menangguhkan kewajiban clean-up pinjaman," ungkap manajemen Garuda Indonesia dalam keterbukaan informasi di BEI, Jumat (25/6) pekan lalu.
Baca Juga: Hong Kong menghentikan sementara penerbangan Garuda Indonesia dari Jakarta
Selain persetujuan restrukturisasi bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), perbankan non-Himbara pun setuju untuk memberikan perpanjangan pinjaman. Namun manajemen Garuda Indonesia tak menjelaskan lebih detail skema restrukturisasi yang disepakati.
Berdasarkan laporan keuangan Garuda Indonesia per akhir September 2020, pinjaman jangka pendek mereka kepada perbankan mencapai US$ 754,3 juta. Sedangkan pinjaman jangka panjang sebesar US$ 260,95 juta, dimana US$ 92,6 juta di antaranya jatuh tempo dalam waktu setahun.
Pinjaman jangka pendek itu berasal dari sejumlah bank. Mengacu data September 2020, kreditur Garuda Indonesia antara lain BNI, BRI, Bank Mandiri, Bank Permata, Bank Panin, ICBC, Bank of China Limited, Bank CTBC Bank KEB Hana Indonesia, HSBC dan BCA.
Sedangkan pinjaman jangka panjang berasal dari BRI, BNI, Indonesia Infrastructure Finance (IIF), Bank Maybank Indonesia, dan BCA.
Selanjutnya: Intip rute-rute internasional yang bakal ditutup Garuda Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News