Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT BRI Multifinance Indonesia atau BRI Finance baru akan mempertimbangkan penggunaan teknologi kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) dalam menjalankan kegiatan usaha.
Memang, saat ini perusahaan pembiayaan atau multifinance gencar menerapkan teknologi AI. Bukan tanpa alasan, kecanggihan teknologi tersebut mampu menekan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) perusahaan.
Corporate Secretary BRI Finance Taufiq Kurniadihardja menyampaikan bahwa satu-satu pekerjaan yang menggunakan AI yakni robotic desk call center, selebih nya BRI Finance memanfaatkan big data dan machine learning.
Baca Juga: Ekspansi di Segmen Konsumer, BRI Group Perkuat Sinergi untuk Bidik Pasar Pembiayaan
“Ke depan kami mempertimbangkan untuk menggunakan AI pada proses operasional lain yang memungkinkan,” ujarnya kepada Kontan.co.id, dikutip Jumat (28/7).
Taufiq tak menampik bahwa penggunaan AI ini dapat menggantikan fungsi call center, digital marketing, hingga analisis risiko pembiayaan. Selain itu, kata dia, AI diyakini dapat mengefisienkan biaya tenaga kerja.
Lebih lanjut Taufiq mengungkapkan bahwa saat ini rasio BOPO BRI Finance berada di angka 87,22%, turun 0,88% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Kami memproyeksikan BOPO akan terus turun menjadi 82% sampai dengan akhir tahun 2023,” ungkapnya.
Baca Juga: BRI Finance Perkuat Keamanan Siber Untuk Transformasi Digital
Taufiq bilang, adapun strategi dalam menekan rasio BOPO tersebut antara lain mengefisienkan beban melalui digitalisasi proses bisnis, dan meningkatkan penggunaan AI terutama untuk ketepatan dalam proses penilaian calon debitur.
Untuk diketahui, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tercatat BOPO perusahaan multifinance pada periode Mei 2023 berada di level 78,40%, turun 24 basis poin (bps) year on year (YoY) dibandingkan Mei 2022 yang sebesar 78,64%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News