kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BRI harap kenaikan BI Rate tak berlangsung lama


Selasa, 18 November 2014 / 22:05 WIB
BRI harap kenaikan BI Rate tak berlangsung lama
ILUSTRASI. Manfaat daun bidara untuk kesehatan tubuh.


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Setelah mempertahankan tingkat suku bunga acuan alias BI Rate di level 7,5% selama satu tahun, Bank Indonesia (BI) menaikkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 7,75%. Selain itu, bank sental juga memutuskan menaikkan suku bunga Lending Facility sebesar 50 bps menjadi 8% dan menetapkan suku bunga Deposit Facility tetap pada level 5,75%.

Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk, Achmad Baiquni menyatakan bahwa sebenarnya posisi BI Rate di level 7,5% sudah cukup memadai. Namun dengan pengumuman kenaikan kembali BI Rate sebagai upaya untuk meredam inflasi, perbankan berharap kenaikan tingkat suku bunga acuan ini tidak akan berlangsung terlalu lama seperti yang terjadi pada tahun 2013 lalu yang sebesar 175 basis poin. 

"Kami berharap kenaikan BI Rate ini tidak berlangsung lama seperti yang kemarin. Kemarin pun seharusnya BI Rate sudah turun tapi tidak turun-turun dengan alasan untuk mengurangi defisit neraca transaksi berjalan. Sayangnya upaya yang dilakukan BI ini tidak diikuti oleh penurunan defisit neraca transaksi berjalan," kata Baiquni di Jakarta, Selasa (18/11). 

Menurut Baiquni, kenaikan BI Rate masih akan terjadi tahun depan sebagai upaya penyesuaian kenaikan tingkat suku bunga Amerika Serikat atau The Fed Fund Rate. Baiquni mengungkapkan, besaran angka penyesuaian BI Rate akan sangat tergantung dengan kenaikan The Fed Fund Rate.

"Pengaruh kenaikan The Fed Fund Rate nantiya masih akan membuat adanya kenaikan BI Rate. Kenaikannya nanti akan tergantung dengan kenaikan The Fed Fund Rate," ucapnya.

Baiquni menambahkan, kenaikan laju inflasi akibat kenaikan BBM biasanya berdampak selama tiga bulan sampai dengan empat bulan. Setelah itu, kata Baiquni, laju inflasi akan kembali ke posisi normal. Baiquni menilai, kenaikan harga BBM yang dilakukan pemerintah saat ini terbilang terlambat.

Hal ini lantaran kenaikan BBM justru terjadi pada saat harga minyak dunia mengalami penurunan. Meski begitu, depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS memang memiliki dampak terhadap kenaikan harga BBM bersubsidi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×