Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk memberikan fasilitas pinjaman sebesar Rp 1,3 triliun kepada PT Petrokimia Gresik. Pemberian fasilitas pinjaman ini merupakan wujud sinergi BUMN untuk membangun ketahanan pangan secara nasional.
Direktur Bisnis dan UMKM BRI, Muhammad Irfan menuturkan, pinjaman berupa kredit investasi cash loan sebesar Rp 1,3 triliun dan forexline sebesar US$ 135 juta itu digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi pupuk Petrokimia Gresik dengan membangun pabrik baru.
"Sebab salah satu kebutuhan utama untuk mewujudkan kedaulatan pangan adalah ketersediaan pupuk untuk mencukupi kebutuhan petani," kata Irfan di Jakarta, Jumat (18/9).
Fasilitas kredit yang diberikan bank dengan kode emiten BBRI sebesar Rp 1,3 triliun ini terdiri dari kredit investasi sebesar Rp 1 triliun yang akan digunakan untuk membangun pabrik amoniak dan urea (Amurea) II dengan jangka waktu selama 10 tahun.
Sedangkan sisanya sebesar Rp 300 miliar, digunakan untuk kredit investasi membangun kembali atau revitalisasi instalasi penjernihan air Gunungsari dengan tenor selama 4,5 tahun.
"Kedua fasilitas pinjaman itu disertai dengan fasilitas lindung nilai atau hedging berupa foreign exchange line atau fasilitas yang digunakan untuk kebutuhan transaksi valas sebesar US$ 135 juta dengan jangka waktu dua tahun," ujarnya.
Irfan menambahkan, sampai dengan 31 Desember 2015, BRI menargetkan dapat menambah penyaluran kredit korporasi senilai Rp 15 triliun. Rinciannya, sebesar Rp 11 triliun adalah korporasi yang akan disalurkan untuk perusahaan BUMN. Sedangkan sisanya sebesar Rp 4 triliun adalah untuk perusahaan non BUMN.
Hingga akhir tahun, BRI telah memiliki pipeline permintaan kredit BUMN di antaranya dari PLN, Pertamina dan Bulog serta untuk proyek pembangunan jalan tol. Sedangkan untuk perusahaan non BUMN, BRI banyak menyalurkan pinjaman ke perusahaan yang bergerak di sektor perkebunan.
BRI menargetkan akan mampu menyalurkan kredit sebesar Rp 560 triliun sampai dengan akhir tahun. Sekitar Rp 140 triliun adalah target penyaluran kredit untuk sektor korporasi.
Rinciannya, BRI menargetkan dapat menyalurkan pinjaman untuk perusahaan BUMN sebanyak Rp 78 triliun dan sebesar Rp 63 triliun untuk perusahaan non BUMN.
Per Agustus 2015, kata Irfan, BRI telah menyalurkan kredit korporasi hingga Rp 132 triliun, baik untuk BUMN maupun perusahaan swasta.
Rasio kredit bermasalah atawa non performing loan (NPL) gross untuk kredit sektor korporasi per Agustus 2015 berada di level 1,59%. Perseroan menargetkan NPL kredit sektor korporasi tidak lebih dari 2% sampai dengan akhir tahun 2015.
"Kredit sektor korporasi yang masih dihindari adalah sektor pertambangan. Kredit korporasi sektor perkebunan kalau baru juga kami tidak berani. Sampai akhir tahun NPL kredit segmen korporasi akan dijaga di level 2%, tidak lebih dari itu," ucap Irfan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News