Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi BRI Life (BRI Life) terus memperkuat edukasi kepada masyarakat. Tidak hanya di sisi edukasi dan literasi keuangan, tetapi juga edukasi pencegahan dan pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
Terbaru, BRI Life bekerjasama dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menggelar program edukasi ke SMA 90 Jakarta Selatan.
Kegiatan ini ditujukan untuk membangun pemahaman dan kesadaran pada lembaga pendidikan dalam membentuk Generasi Muda Anti Pencucian Uang.
Direktur Kepatuhan dan Legal BRI Life I Dewa Gede Agung mengatakan, kegiatan tersebut merupakan bentuk program kerjasama PPATK dengan akademisi, perguruan tinggi maupun tingkat sekolah menengah atas.
"Ini sebagai salah satu strategi mitigasi risiko agar sejak dini generasi muda Indonesia peduli untuk mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang." kata dia dalam keterangan resminya, Jumat (14/7).
Ia memaparkan,BRI Life sangat mengapresiasi dan mendukung Program PPATK Mengajar 2023 karena sejalan dengan semangat sosialisasi dan literasi dibidang keuangan BRI Life, yang diantaranya menyasar kaum muda atau milenial.
Seperti yang diketahui, PPATK merupakan lembaga independen yang dibentuk dalam rangka mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang, yang berinisiatif menggandeng mitra dalam mengimplementasikan program PPATK mengajar.
Adapun metode literasi dan edukasi yang dilakukan oleh tim pengajar kali ini adalah melalui metode Mentoring in class, self–learning dengan Modul PPATK Mengajar serta pre dan post test untuk mengukur hasil pembelajaran, yang diikuti dengan diskusi serta Kompetisi Duta APUPPT.
Kejar Pertumbuhan Bisnis
Sementara dari sisi bisnis, BRI life terus mendorong pertumbuhan premi. Premi baru ekuivalen yang disetahunkan (Annualized Premium Equivalent/APE) hingga Mei 2023 mencapai Rp 1,46 triliun, meningkat sekitar 20% year on year (YoY).
Direktur Utama BRI Life, Iwan Pasila menjelaskan bahwa sejak tahun 2022, BRI Life terus mendorong pertumbuhan premi melalui produk-produk proteksi.
Ia menyebutkan, total APE dari portofolio produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI) hanya sekitar 10%, turun dari 40% pada tahun 2022.
"Produk PAYDI kami hanya dipasarkan kepada segmen tertentu yang memahami karakteristik investasi di pasar modal," jelasnya.
Iwan optimistis pertumbuhan portofolio produk proteksi yang sesuai dengan kebutuhan perlindungan asuransi jiwa bagi setiap segmen nasabah di BRI.
"Kami terus mendorong penggunaan teknologi digital dalam pemasaran produk asuransi jiwa mikro untuk segmen mikro. Kami juga aktif memperbaiki proses pemasaran produk di segmen menengah dan prioritas melalui mekanisme referral," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News