Reporter: Adhitya Himawan, Dessy Rosalina | Editor: Dessy Rosalina
JAKARTA. Di tengah prediksi penurunan pertumbuhan kredit tahun ini, perbankan berlomba-lomba menggeber pendapatan komisi. Salah satu sumber pendapatan komisi berasal dari bisnis pengiriman uang alias remitansi para tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri.
Salah satunya adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI), yang berhasil meraih pendapatan komisi alias fee based income sebesar Rp 56,4 miliar di sepanjang tahun 2013. Muhammad Ali, Sekretaris Perusahaan BRI, menyatakan, volume transaksi remitansi BRI mencapai 2,65 juta kali. Jumlah tersebut meningkat 42,6% dibandingkan tahun 2012.
Tahun lalu, BRI melayani remitansi senilai US$ 16,7 juta atau setara Rp 200,4 miliar (US$ 1 = Rp 12.000). Mesin pencetak uang bisnis remitansi BRI berasal dari TKI atau sebanyak 90% dari total jumlah transaksi remitansi.
"Namun, secara nilai transaksi kurang dari 10% yang berasal dari TKI," ujar Ali, Rabu (29/1). Tahun ini, BRI optimistis, volume transaksi remitansi bertumbuh sekitar 42,6% atau sama seperti tahun lalu. Sementara, nilai transaksi juga diharapkan meningkat 44,13% dibandingkan tahun 2013.
Strateginya, BRI bakal mengembangkan infrastruktur remitansi. Contohnya, kartu prabayar remitansi dan layanan antar jemput duit atawa cash pick up. BRI juga akan menambah agen remitansi. Saat ini, BRI melayani remitansi di 13 negara.
Nizarwan Nawas, Ketua Asosiasi Penyelenggara Pengiriman Uang Indonesia (APPUI), memprediksi nilai transaksi remitansi tumbuh sebesar 20% di tahun ini. "Pemulihan ekonomi di Eropa dan Amerika mendongkrak remitansi karena ada kenaikan gaji," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News