Reporter: Issa Almawadi | Editor: Dessy Rosalina
JAKARTA. Meski perekonomian domestik masih serba tak pasti, Bank Rakyat Indonesia (BRI) yakin, kinerja sepanjang tahun ini bakal kinclong. Bank pelat merah ini optimistis, meraih laba Rp 20 triliun pada akhir tahun ini. Target laba tersebut tampaknya bukan tantangan yang berat bagi BRI.
Maklum, hingga September 2013, laba konsolidasi BRI telah mencapai Rp 15,45 triliun. Pencapaian laba ini meningkat 17,3% ketimbang periode sama tahun 2012 sebesar Rp 13,17 triliun. Manajemen BRI menilai, perhitungan target laba akhir tahun telah mempertimbangkan berbagai hal, termasuk kenaikan suku bunga yang berdampak pada kenaikan biaya dana alias cost of fund. "Intinya kualitas kredit kami jaga meski ada kenaikan suku bunga," kata Achmad Baiquini, Direktur Keuangan BRI.
Hingga kuartal III 2013, total kredit BRI mencapai Rp 413,27 triliun. Jumlah ini melesat 29,96% ketimbang periode sama tahun 2012 sebesar Rp 318,01 triliun BRI juga mencatat penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) senilai Rp 454,73 triliun, melejit 21,87% dibanding kan kuartal III tahun lalu sebesar Rp 373,14 triliun.
Sesuai dengan fokus BRI, penyaluran kredit ditopang pertumbuhan kredit usaha mikro, yang meningkat 26,86% menjadi Rp 128,22 triliun. Tak cuma meningkatkan outstanding pinjaman, pertumbuhan kredit mikro BRI juga mencatat kenaikan jumlah debitur. Hingga akhir September 2013, jumlah debitur mikro BRI mencapai 6,1 juta orang.
Meski dalam dua tahun terakhir berada di bawah industri, Baiquni memprediksi, pertumbuhan kredit BRI akhir tahun ini akan berada pada kisaran 22%-23%. Transformasi bisnis dalam dua tahun terakhir juga berhasil menjaga rasio kredit bermasalah (NPL) net di level 0,43%. Sejalan dengan itu, aset BRI tumbuh 21,25% menjadi Rp 569,15 triliun per September 2013.
Sofyan Basir, Direktur Utama BRI, mengatakan akan kembali menggenjot penyaluran kredit ritel. Ia memperkirakan, bisnis kredit ritel pada tahun depan tidak akan terpengaruh kondisi politik. Meski begitu, Sofyan memprediksi, penyaluran kredit korporasi akan melambat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News