Reporter: Dyah Megasari |
JAKARTA. Berbeda dengan bank lain, kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) sebesar 50 bps tidak serta merta membuat PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) langsung menaikkan bunga kredit pemilikan rumah (KPR).
Direktur Utama BRI Sofyan Basir, BRI belum menganggap penting untuk menaikkan bunga kredit, khususnya KPR saat ini.
"Bunga kredit (KPR) masih tetap, belum berubah. Tidak ada rencana menaikkan bunga KPR. Memang Anda mau kalau saya naikkan bunga KPR-nya," kata Sofyan kepada Kompas.com saat ditemui di Gedung BTN Jakarta, Senin (22/7/2013) malam.
Berdasarkan laman BRI, suku bunga dasar kredit (SBDK) perseroan yang berlaku mulai 1 Juli 2013, pihaknya menerapkan bunga kredit korporasi sebesar 9,75%, kredit ritel 11,5%, kredit mikro 19,25%, kredit KPR 10% dan kredit non KPR 12%.
BRI tidak ingin menaikkan bunga kredit ini karena ingin memberi kesempatan bagi masyarakat memperoleh pinjaman murah khususnya untuk perumahan.
Selama ini, bank memang berlomba-lomba untuk menawarkan bunga KPR murah namun persyaratannya susah. Meski tidak menaikkan bunga kredit, pihaknya juga tidak khawatir keuntungannya tergerus. Apalagi di tengah persaingan bisnis bank yang sama-sama menawarkan bunga pinjaman murah dan bunga dana yang lumayan tinggi.
"Kami masih untung, marjin bunga bersih (net interest margin/NIM) kami masih lebar. Kita akan lakukan efisiensi demi terus meningkatkan untung," jelasnya.
Cara untuk meningkatkan keuntungan, kata Sofyan, pihaknya akan mempertahankan bunga dana, efisiensi perusahaan, menekan biaya operasional, memanfaatkan likuiditas lebih baik hingga meningkatkan pendapatan berbasis bunga (fee based income). (Didik Purwanto/Kompas.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News