kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

BRI yakin kenaikan BBM tak pengaruhi NPL mikro


Kamis, 20 Juni 2013 / 16:00 WIB
BRI yakin kenaikan BBM tak pengaruhi NPL mikro
ILUSTRASI. Jepretan layar coach Shin Tae Yong dan Jeje sang penerjemah di Close The Door.


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa |

JAKARTA. Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) akan segera naik. Ini tentunya akan berdampak pada berbagai aspek masyarakat. Meski begitu, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) merasa yakin bahwa ini tak akan langsung berdampak terhadap Non Performing Loan (NPL) kredit mikro.

"Tak akan ada penambahan di NPL," yakin Direktur Bisnis UMKM BRI, Djarot Kusumayakti, di Thamrin City, Kamis, (20/6).

Ia menyatakan, pengaruh kenaikan harga BBM terhadap masyarakat segmentasi mikro pasti ada. Namun pihaknya meyakini bahwa segmen mikro ini punya dampak paling kecil dibanding sektor lain.

Menurutnya, segmen mikro akan terkena amplitudo dampak kenaikan BBM ini paling belakang. Awalnya, yang akan terkena dampak langsung yaitu korporasi. Kemudian ketika efek dominonya bergerak, mikro berada di posisi terakhir yang terkena dampak tersebut.

Bahkan ketika dampak kenaikan BBM tersebut mengenai segmen mikro, Djarot yakin saat itu kondisi perekonomian sudah cenderung stabil. "Jadi tak terpengaruh," sebutnya.

Maka dari itu, BRI tak khawatir kenaikan harga BBM ini tak akan membuat peningkatan rasio kredit bermasalah. Berdasarkan perkiraannya, NPL gross kredit mikro BRI akan bertahan di sekitar 2%. Ini cenderung tak akan meningkat. Karena per April ini saja, NPL kredit mikro BRI berada di posisi tersebut.

Djarot beranggapan, ini karena masyarakat segmentasi mikro ini tidak mengonsumsi BBM secara besar-besaran. Pihaknya merasa hubungan masyarakat kecil ini dengan penggunaan BBM cenderung rendah.

Meski begitu, ia pun tak menutup kemungkinan adanya sektor perikanan yang akan terkena pengaruh kenaikan harga BBM. Pasalnya, mereka membutuhkan bahan bakar untuk mengisi kapal yang digunakan berlayar. Namun Djarot melihat porsi sektor ini mungil sekali terhadap total kredit. "Tidak signifikan," ujarnya.

Pada kuartal pertama tahun ini, kredit mikro BRI mampu bertumbuh 22,2% dari Rp 91,8 triliun menjadi Rp 112,2 triliun. Kredit mikro ini memiliki porsi 31,1% terhadap total pembiayaan BRI, yaitu Rp 361,26 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×