Reporter: Ferrika Sari | Editor: Yudho Winarto
Berdasarkan hasil riset CNBC Indonesia, Dengan permodalan dan aset yang kian membesar, perseroan pun berpeluang menggarap pasar bank syariah di Indonesia sebagai negara dengan populasi umat Islam terbesar dunia.
Kue pasar perbankan syariah yang baru sebesar 10% dari industri perbankan konvensional juga berpeluang digarap lebih cepat lagi.
Namun, merger bank syariah ini bukan hanya persoalan menggarap pasar nasional saja. Ada hal yang lebih penting dari sekadar menjadi “jago kandang”, yakni membawa BSI ke level playing field internasional, guna menarik potensi keuangan dan investasi syariah di dunia.
Baca Juga: BSI sedang bersiap perkuat posisinya di kancah global
Menurut catatan Tim Riset CNBC Indonesia, kehadiran BSI memperkuat posisi Indonesia di kancah persaingan keuangan syariah dunia. Jika sebelumnya Indonesia tidak mampu mendekati posisi 20 besar bank syariah terbesar dunia, dengan BSM hanya di posisi 34 terbesar dunia (sebelum merger), maka tahun ini peta telah berubah drastis.
BSI kini menjelma menjadi raksasa baru bank syariah dunia, dan berada di posisi 21 terbesar sedunia dari sisi aset (per Juni 2021). Dengan aset setara US$ 17,3 miliar, BSI mengekor Public Islamic Bank asal Malaysia yang asetnya sebesar US$ 17,8 miliar.
Selanjutnya: Rencana omnibus law bidang kesehatan masih dalam tahap wacana awal
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News